Himas Coffee & Eatery Rayakan Cap Go Meh dengan Berbagi

Himas Coffee & Eatery Rayakan Cap Go Meh dengan Berbagi

CIREBON- Masyarakat di Indonesia, khususnya etnis Tionghoa  merasakan suasana Imlek yang sangat berbeda. Tahun Baru Cina 2572 yang jatuh pada 12 Februari 2021 lalu, dirayakan dengan keprihatinan di tengah situasi pandemi Covid-19 yang belum mereda.

Selain Imlek, perayaan Cap Go Meh juga ditiadakan. Kemeriahan yang selalu hadir dalam setiap momen terakhir dari perayaan tahun baru imlek ini juga tak bisa dirasakan tahun ini. Walau dirayakan dalam masa pandemi, bukan berarti Cap Go Meh tak lagi berarti. Sebab dengan berbagi, perayaan Cap Go Meh bisa lebih berarti.

Hal itulah yang dilakukan oleh pemilik HIMAS Coffee and Eatery, Sucipto Chandra mengatakan, walau dirayakan dalam masa pandemi, menurutnya Cap Go Meh tetap bermakna. Lantaran diisi dengan kegiatan amal berbagi makanan kepada nelayan pesisir Kelurahan Panjunan, Kota Cirebon.

 “Cap Go Meh ini akhir dari perayaan Imlek. Ini tradisi masih rangkaian Imlek,” ujar Chandra.

Dia melanjutkan, Cap Go Meh biasanya dimeriahkan dengan pesra rakyat berupa iring-iringan Toa Pe Kong. “Biasanya dalam keadaan normal kita rayakan dengan ada arak-arakan. Bersyukur dikasih berkah selama setahun kemudian dijauhkan dari masalah,” kata Chandra.

Teddy Dharmadi Chandra, juga Pemilik HIMAS Coffee and Eatery mengatakan, berbarengan dengan momen Cap Go Meh, resto miliknya mengundang ratusan nelayan dan warga pesisir Kelurahan Panjunan makan bersama. Kegiatan tersebut, kata Teddy, juga merupakan kegiatan dwi mingguan di HIMAS Coffee and Eatery.

“Dalam situasi seperti ini nelayan harus jaga kondisi, kemudian asupan gizi harus baik. Karena saat ini nelayan lagi nggak melaut karena cuaca,” tukas dia.

Sebelum makan, pengunjung diminta mencuci tangan dengan sabun. Meja dan kursi makan diatur jaraknya dan disemprot cairan antiseptik. Pelayan juga memberikan masker secara cuma-cuma kepada mereka yang datang.

Tentunya, kegiatan tersebut disambut antusias oleh para nelayan dan keluarganya. Mereka senang lantaran ada pengusaha yang memberi perhatian kepada para nelayan.

Sodikin, Ketua Rukun Nelayanan RW 10 Kelurahan Panjunan mengaku sudah tiga bulan tak melaut. Lantaran cuaca tak menentu. “Jadi kami cari kegiatan lain untuk sekedar untuk makan. Kerja bangunan apa aja,” tandasnya. (awr/opl).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: