Menantang Maut Mendaki Pegunungan Alpen, Para Migran Mencari Suaka

Menantang Maut Mendaki Pegunungan Alpen, Para Migran Mencari Suaka

ORANG-orang punya tujuan tertentu untuk mendaki gunung. Biasanya karena hobi dan mencari kesenangan. Tapi para migran ini punya tujuan khusus mendaki pegunungan alpen.

Pengetatan perbatasan negara-negara di Eropa tidak menghentikan para migran untuk mencari suaka. Secara ekstrem, beberapa dari mereka bahkan berani mendaki Pegunungan Alpen.

Dilaporkan Republic World pada Minggu (28/2), sejumlah migran yang memasuki Eropa melalui Balkan mencoba untuk mencapai Prancis dengan mendaki Pegunungan Alpen dari Italia.

Menurut Palang Merah Italia, rute Pegunungan Alpen di kota Claviere memang terkadang menjadi pilihan migran yang sebagian besar dari Afrika. Namun dalam beberapa bulan terakhir terjadi peningkatan, terutama migran keluarga dari Afghanistan, Iran, dan Irak.

Salah satunya adalah migran dari Afghanistan, Amir Hotak yang berusia 23 tahun. Sejak tahun lalu ia melarikan diri dari negaranya yang dilanda konflik.

Sebelum mendaki Alpen, ia sudah melewati perjalanan panjang. Untuk sampai ke Italia, ia sudah melalui Iran, Turki, Yunani, Albania, Montenegro, Bosnia, Kroasia dan Slovenia. Sekarang Hotak mengatakan ingin pergi ke Paris.

\"Di Prancis hidup yang baik. Tidak ada perang,\" ujarnya.

Rute melalui Pegunungan Alpen merupakan yang tersulit, khususnya di msim dingin.

Selain hambatan alam, banyak yang mencoba melakukannya pada malam hari agar tidak ketahuan oleh Gendarmerie Nasional Prancis yang berpatroli di atas sepeda salju. Cuaca pegunungan yang sangat dingin di malam hari juga bisa mematikan.

Jika mereka terlihat di dekat perbatasan, mereka akan dikembalikan ke Italia setelah hanya beberapa jam ditahan.

Menurut Michele Belmondo yang berpatroli di wilayah tersebut, sekitar 5.000 migran telah dicegat di Claviere oleh Palang Merah sejak 2017. Sebanyak 1.500 di antaranya bahkan muncul sejak Oktober. (*/RMOL)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: