Negosiasi Program Nuklir, Iran Menolak Kehadiran Amerika Serikat

Negosiasi Program Nuklir, Iran Menolak Kehadiran Amerika Serikat

IRAN membatalkan rencana kehadirannya dalam pertemuan bersama Amerika Serikat dan negara-negara Eropa untuk membahas cara-cara menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015. Diplomat negeri para Mullah itu bersikukuh tak akan memulai pembicaraan selama sanksi Amerika Serikat pada negaranya tak dicabut.

\"Mempertimbangkan tindakan dan pernyataan baru-baru ini dari Amerika Serikat dan tiga kekuatan Eropa, Iran menilai belum waktunya untuk mengadakan pertemuan informal yang diusulkan oleh kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa,\" kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh, dikutip kantor berita RMOLjabar , Senin (1/3).

Juru Bicara Gedung Putih mengaku kecewa atas batalnya pertemuan bilateral dengan Iran tersebut. Meskipun demikian mereka tetap menyatakan siap terlibat kembali dalam negosiasi program nuklir yang di wadahi JCPOA.

Perjanjian yang ditandatangani di Wina pada 2015 itu mengamanatkan Iran untuk membatasi program nuklirnya dengan imbalan pelonggaran sanksi internasional secara bertahap. Tetapi sejak AS secara sepihak menarik diri dari perjanjian dan menerapkan kembali sanksi terhadap Teheran, Iran pun mengabaikan perjanjian JCPOA dan kembali menggenjot program pengembangan nuklirnya.

Meski Iran dan Amerika Serikat mengaku siap kembali duduk satu meja dalam forum KCPOA, namun keduanya saling mengunci dengan syarat yang rigid. Iran bersikeras Amerika Serikat harus mencabut sanksi terlebih dahulu, sementara Washington mensyaratkan Teheran terlebih dahulu kembali mematuhi kesepakatan, yang dianggap nya telah dilanggar secara progresif.

Para pejabat Iran mengaku tengah mempelaajari usulan pertemuan informal yang diajukan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell.  Dia mengatakan akan berkonsultasi dengan mitranya yang merupakan penandatangan - China, Prancis, Rusia, Inggris dan Jerman - tentang cara terbaik ke depan.

Sebelumnya pada hari Minggu, kepala nuklir Iran mendesak Dewan Gubernur 35 negara Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk mengabaikan resolusi yang diinisiasi Amerika Serikat yang dinilai telah menyudutkan Iran dalam negosiasi program nuklir yang tengah dikembangkan negaranya.

\"Jika Dewan Gubernur IAEA mengadopsi resolusi terhadap Iran, kami akan menunjukkan reaksi yang sesuai,\" kata Ali Akbar Salehi, menurut kantor berita negara Iran IRNA.

Pada tanggal 23 Februari, Teheran berhenti menerapkan apa yang disebut Protokol Tambahan, yang memungkinkan IAEA untuk melakukan inspeksi mendadak di lokasi yang tidak diumumkan.

Tetapi di bawah perjanjian 21 Februari, Teheran setuju untuk menyimpan rekaman data tambahan seperti yang ditentukan oleh kesepakatan 2015 hingga tiga bulan, dan membiarkan IAEA mengaksesnya di akhir jika sanksi dicabut.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: