Uu Nurul Huda Dianggap “Asbun”
KUNINGAN- Anggapan Bupati Kuningan H Aang Hamid Suganda tidak adil dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, ditanggapi oleh tokoh masyarakat Kuningan yang juga orang dekat bupati, Totom Subita. Menurut Totom, sebenarnya Ia tidak mau menanggapi pernyataan seorang perantauan, Uu Nurul Huda. Sebab sudah bukan rahasia, bahwa perantau itu adalah pendukung Pasangan Rochmat. Atau berasal dari lawan politik. “Siapapun lawan politik, pasti akan mencari celah melemahkan pak bupati dan istrinya, Ibu Utje sebagai cabup. Entah secara halus maupun blak-blakan. Itu sudah biasa. Masyarakat udah ngerti itu,” ujar Totom. Seperti Uu Nurul Huda, Ia menebak sebenarnya mantan Anggota KPU Kuningan yang kini menjadi Dosen PNS UIN Bandung itu, tidak akan bisa memungkiri kehebatan Bupati Aang dalam memajukan Kuningan. Apalagi, sejak awal Uu adalah pembela Bupati Aang. Namun kini tiba-tiba Uu menyebut Bupati Aang tidak adil dalam hal kegiatan sosial kemasyarakatan yang diarahkan ke Paslon Cabup/Cawabup tertentu. “Bagaimana dia (Uu, red) bisa memvonis pak bupati tidak adil. Sedangkan posisi dia sudah bertahun-tahun berada di Bandung,” sindir Totom. Alasan Uu dari hasil baca media dan pengamatan, Ia menanyakan media mana dan pengamatan yang mana. Jika pengamatannya dari Bandung, sudah pasti pakai perasaan. Tidak mengacu pada fakta. “Kegiatan pak bupati di Kuningan, kok diamatinya dari Bandung. Pasti pengamatan Uu ini dari hasil katanya-katanya. Kalau itu betul, asbun namanya,” seloroh dia. Ia tahu betul karakter Bupati H Aang Hamid Suganda yang selalu menempatkan sesuatu pada tempatnya. Adapun dalam kegiatan bupati bersama masyarakat kerap muncul dukungan ke istrinya Hj Utje Ch Suganda untuk menjadi bupati, hal itu wajar karena muncul dari masyarakat. Bukan bupati yang mengondisikan. Bupati merespons dukungan masyarakat dengan bahasa minta doanya pun wajar, asal tidak berkampanye. “Kejadian seperti itu wajar terjadi. Pun akan dialami siapa pun bupatinya jika istri bupati itu jadi calon bupati,” tandasnya. Terkait tudingan Uu, bahwa hampir semua kegiatan sosial kemasyarakatan bupati ditunggangi kepentingan politik paslon tertentu, Totom justru kembali menyindir bahwa Uu sebenarnya tidak mengamati. Uu bicara seperti itu, karena perasaan takut jagonya paslon Rochmat kalah. Sehingga hasil dari perasaan disebut hasil pengamatan. “Bupati dengan istrinya, Ibu Utje sudah sejalan sejak 2003. Bahu-membahu membangun Kuningan. Ingat, di balik nama lelaki yang besar, pasti ada wanita besar mendampinginya. Sejak 2003, kegiatan tertentu pak bupati sering didampingi Ibu Utje. Jadi kalau sekarang ada kejadian seperti itu, bukan hal aneh. Bahasa ditunggangi politik, sekali lagi itu hanya perasaan Uu saja,” imbuhnya. Pastinya, lanjut Totom, Bupati H Aang Hamid Suganda menurutnya akan terus menjadi pengayom seluruh masyarakatnya. Juga menjadi motor menuju kondisi Kuningan yang nyaman dan sejahtera. Terbukti, meski di akhir masa jabatan, Bupati Aang masih terus mencurahkan pikirannya untuk membangun dan membangun. (tat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: