Libur Panjang Bisa Naikkan Kasus Covid-19
LIBUR panjang cenderung meningkatkan kasus aktif terkonfirmasi positif COVID-19. Sebab, banyak orang berkumpul di satu tempat. Hal tersebut berpotensi menularkan virus. “Bukan liburannya yang salah. Tettapi libur ini memberikan peluang orang-orang menjadi berkumpul dalam satu waktu dan tempat yang sama. Akibatnya rawan penularan,” ujar Ketua Tim Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan COVID-19, Dewi Nur Aisyah di Jakarta, Kamis (11/3).
Menurutnya, ketika orang-orang berkumpul maka potensi penularan akan terbuka. Apalagi tidak ada kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan. “Itu akhirnya menjadi waktu untuk terjadinya transmisi virus. Padahal masyarakat wajib disiplin 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas),” ucapnya.
Ia mencontohkan pada Agustus – September 2020, angka kasus COVID-19 meningkat hingga mencapai 45.000 kasus. Kemudian pada liburan November – Desember 2020. Angkanya jauh lebih tinggi lagi peningkatannya sampai 75.000. “Untuk Desember 2020 – Januari 2021 peningkatannya 130.000,” paparnya.
Dia menilai ketika ada momen-momen di mana orang memiliki potensi untuk berkerumun, maka risiko meningkatkan kasus COVID-19 terbuka lebar. “Mobilitas itu berperan penting dalam apakah akan menambah atau tidak,” tutur Dewi.
Pada pekan ini, ada dua hari libur nasional. Yakni pada Kamis (11/3) yang merupakan peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW dan Minggu (14/3) merupakan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1943. (rh/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: