Banyak Pungutan, Lebih Memilih Tak Sekolah

Banyak Pungutan, Lebih  Memilih Tak Sekolah

\"\" foto: agung sholehudin HAK YANG TERAMPAS. Humayana (kiri) didampingi ibunya Rohati, menceritakan kisahnya yang keluar sekolah akibat banyaknya pungutan. CIREBON - Fakta pungutan yang dibebankan kepada masing-masing siswa yang diterima jalur PPDB, tidak hanya isu belaka. Humayana misalnya, terpaksa angkat kaki dan terampas haknya sebagai pelajar akibat banyaknya pungutan di sekolahnya saat itu. Fakta ini terjadi saat tahun ajaran 2008 lalu. \"Anak saya itu hanya mampu bertahan 6 bulan, karena banyak pungutan ini dan itu, ya terpaksa Humayana memilih keluar,\" kata Rohati, ibu dari Humayana ditemui di kediamannya di Jalan Jagasatru, kemarin (11/7). Dia mengaku, dirinya terpaksa tidak bisa melanjutkan sekolah anaknya, karena suami bekerja serabutan, sedangkan iklim lingkungan sekolah terus memberlakukan biaya, bulanan, membeli buku pelajaran, patungan pembangunan WC sekolah, dan lainnya. \"Terus terang anak saya saat masuk di SMP Negeri 10, seperti air ngocor, terus saja ngeluarin biaya. Ada beli buku Rp150 ribu, ada patungan WC Rp1.000 perhari hingga 7 bulan, pokoknya banyak,\" bebernya. Diakuinya, pernah ada pihak sekolah yang datang ke sekolah untuk mengajak anaknya kembali bersekolah, dengan iming-iming beasiswa, namun dirinya trauma dan lebih memilih anaknya mundur karena fakta di lapangan berbeda. \"Kalau misalnya anak saya dulu melanjutkan, berarti sekarang sudah kelas 3 SMP, tapi saya tak sanggup mengeluarkan banyak biaya aneh-aneh,\" kata penjual sayur di Pasar Kanoman ini. Dia menambahkan, seingatnya dulu, pas awal masuk, diminta Rp250.000 dengan alasan untuk uang gedung, dan harus kontan saat itu. Kemudian beberapa bulan berikutnya, disuruh lagi membayar buku pelajaran Rp150 ribu. \"Kok ini sekolah baru SMP saja banyak biaya, perasaan saya sekolah dulu tidak begini amat,\" tutur Rohati. Sementara Humayana saat ditanya koran ini mengaku masih ingin melanjutkan sekolah. \"Keinginan saya untuk sekolah masih tinggi, tapi untuk makan saja orangtua sulit, ya saya ikut keputusan orangtua untuk tidak lanjut sekolah,\" tandasnya. (ung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: