Cicip: Ibarat Tamu, Pergi Tidak Permisi

Cicip: Ibarat Tamu, Pergi Tidak Permisi

CIREBON – Sikap dan tindakan Wakil Walikota Sunaryo HW SIP MM yang menyatakan kembali ke Partai Golkar, mendapat tanggapan beragam, baik dari kader PDIP maupun Partai Golkar. Tindakana Sunaryo tersebut banyak yang mendukung, tetapi tidak sedikit juga yang mencibir. Wakil Ketua I Bidang Politik dan Pemenangan Pemilu DPC PDIP Kota Cirebon, Cicip Awalaudin, mengungkapkan, tindakan Sunaryo tersebut bukanlah tindakan yang aneh dilakukan oleh seorang politisi. “Tetapi jika dilihat dari etika politik, itu tidak baik. Sebab, saat Sunaryo dicalonkan menjadi wakil walikota oleh PDIP, dilakukan setelah tidak terpilih dalam konvensi Partai Golkar waktu itu,” kata dia kepada Radar, Minggu (24/10). Cicip menceritakan, setelah Sunaryo tidak terpilih dalam konvensi Partai Golkar sebagai calon walikota periode 2008-2013, maka Sunaryo memohon untuk ditampung dan digandeng oleh PDIP sebagai wakil walikota. Tetapi, setelah berhasil menjadi wakil walikota, ternyata Sunaryo memilih untuk kembali ke pangkuan Partai Golkar. “Kalau diibaratkan tamu, saat memasuki rumah orang Sunaryo permisi, tetapi pada saat pergi tidak permisi. Namun yang jelas, selama ini Sunaryo belum pernah menjadi anggota PDIP yang dibuktikan dengan kepemilikan kartu tanda anggota (KTA). Bahkan, pada saat memutuskan untuk kembali ke Golkar, juga tidak disampaikan secara resmi kepada DPC,” paparnya. Berkenaan dengan sikap politik Sunaryo tersebut, DPC PDIP akan menggelar rapat untuk menyikapi kembalinya Sunaryo ke Partai Golkar. Sebab, kepindahan Sunaryo tersebut akan disampaikan kepada DPD Jawa Barat dan DPP PDIP, karena pada saat mendaftar ke KPU, Sunaryo mendapatkan surat rekomendasi dari DPP PDIP. “Sikap politik seperti Sunaryo tidak hanya terjadi di Cirebon, tetapi juga banyak terjadi di daerah lain hingga tingkat pusat. Salahsatu contohnya adalah Gamawan Fauzi (Mendagri, red) yang dulu mendapat dukungan dari PDIP tiba-tiba pindah ke Demokrat,” beber Cicip. Mantan calon anggota dewan dari dapil I ini mengungkapkan, selama ini PDIP tidak terlalu berharap banyak terhadap sosok Sunaryo. Karena dalam pemerintahan, tidak banyak memberikan manfaat untuk PDIP dan tidak ada perbaikan kepada PDIP dengan kehadiran Sunaryo. Bahkan secara nyata keberadaan Sunaryo di PDIP tidak cukup untuk menyelesaikan persoalan yang ada, karena selama ini ditangani lebih banyak oleh kader partai. “Ada atau tidak ada Sunaryo di PDIP tidak berpengaruh bagi PDIP. Sebab, Sunaryo tidak bermanfaat bagi PDIP, tetapi kalau PDIP sangat bermanfaat bagi Sunaryo dengan menjadikan dirinya sebagai wakil walikota,” ungkapnya. Saat ditanya apakah sikap Sunaryo tersebut berkaitan dengan pilkada 2013 mendatang? Cicip mengatakan hal tersebut bisa saja terjadi. Tetapi dengan sikap yang ditunjukkan oleh Sunaryo, akan membuat partai lain berpikir seribu kali untuk meminang Sunaryo sebagai calon walikota pada pilkada 2013 karena dianggap sebagai ‘kutu loncat’ politik. “Yang jelas, dengan kembalinya Sunaryo ke Golkar, mulai saat ini dia menjadi lawan politik bagi PDIP,” tandas Cicip. Cicip menyatakan, peluang Sunaryo untuk dipilih Partai Golkar menjadi calon walikota pada pilkada 2013 mendatang sangat sulit terjadi, kalau tidak mau dibilang mustahil. Karena pada waktu konvensi pemilihan calon walikota pada tahun 2008, yang bersangkutan juga tidak terpilih. “Pesan saya, daripada memikirkan pilkada 2013, lebih baik Sunaryo memikirkan yang terjadi saat ini saja,” ucapnya. (mam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: