Di Kota Cirebon Banyak Laporan Anak Kecanduan Smartphone
SMARTPHONE sudah menjadi salah satu barang yang wajib ada saat ini. Beragam kegiatan mulai dari berkomunikasi, mencari informasi, sarana belajar hingga sarana bekerja bisa dilakukan dalam genggaman.
Selain manfaatnya yang segudang, smartphone juga nyatanya berpengaruh langsung terhadap kondisi mental dan kesehatan fisik seseorang. Terutama untuk mereka yang tak mampu melakukan pengendalian diri dan waktu.
Ya. Kecanduan akan gadget akhir akhir ini menjadi bahasan yang menarik. Sebabnya, belasan anak di Bogor mengalami kecanduan gadget dan bahkan harus di rawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Cisarua.
Dua tahun lalu, Radar Cirebon pernah memberitakan seorang pemuda yang sepanjang hari mengurung diri di kamar sambil bermain game online via gadgetnya. Ia dibawa petugas layanan darurat 119 yang menerima laporan dari warga setempat. Remaja tersebut sering mengamuk dan berprilaku seperti orang depresi. Sehingga perilakunya dianggap meresahkan.
Terkait dengan fenomena tersebut, Pekerja Sosial Perlindungan Anak Dinsos-P3A Kota Cirebon, Siti Fatimah mengungkapkan, pihaknya cukup banyak menerima keluhan orang tua akan prilaku anaknya yang kelewat batas dalam menggunakan gadget.
Keluhan itu diterimanya baik secara langsung maupun melalui aplikasi Konseling Tentang Segala Hal Curahan Hati (Kontes Curhat).
“Untuk setahun ini memang tidak ada catatan kasus yang secara resmi ditangani langsung oleh Peksos. Tapi untuk laporan terkait kecanduan gadget, cukup banyak,” ungkapnya.
Menurut Siti, kondisi pandemi dan sekolah yang dilaksanakan secara daring membuat intensitas anak anak menggunakan gadget semakin sering. Apabila tak dapat dikendalikan, bukan tidak mungkin anak anak akan mengalami kecanduan gadget.
“Kalau dulu saat sebelum pandemi, orang tua langsung resah kalau anaknya berlebihan dalam menggunakan gadget. Karena kalau dipanggil tidak menjawab, disuruh tidak mau, kegiatan sekolah dan ngaji terganggu, sudah pasti sebabnya karena penggunaan gadgetnya sudah over. Tapi sekarang kan beda,” tandas Siti.
“Sekarang semua kegiatan dilakukan dengan gadget. Mulai dari belajar, mencari hiburan sampai bekerja pun lewat gadget. Jadi orang orang tua juga banyak yang tak menyadari, kalau penggunaan gadget pada anaknya sudah pada tahap ketergantungan atau kecanduan,” lanjutnya.
Ya. Gadget kini bukan lagi barang yang tabu. Semua kalangan bisa mengaksesnya dengan mudah. Termasuk oleh anak anak.
Kurangnya kesadaran orang tua, juga pembiaran, seringkali membuat penanganan terlambat. Siti membeberkan, anak-anak yang mengalami kecanduan game online kebanyakan sudah dalam kondisi adiksi akut. Terlebih untuk saat ini, penggunaan gadget sudah menjadi hal yang “biasa” sekali bagi anak anak.
Untuk mencegah kecanduan game online kepada anak anak, Siti menyarankan kepada para orang tua untuk membatasi penggunaan gadget. Kemudian memberikan contoh untuk tidak menggunakan smartphone saat berinteraksi dengan anak.
“Yang paling penting tentu pengawasan dari orang tua. Orang tua harus lebih peka terhadap perubahan perubahan kecil pada anaknya. Orang tua juga harus memberikan contoh dari hal hal kecil,” pungkasnya. (awr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: