Harga Jutaan, Pasar Burung Tak Pernah Sepi

Harga Jutaan, Pasar Burung Tak Pernah Sepi

KANOMAN-Makin banyaknya pencinta burung membuat pasar burung di samping utara Pasar Kanoman selalu ramai dari pagi hingga sore hari. Adanya latihan dan kontes kicau mania yang rutin digelar di tiap kota, membuat orang selalu tertantang untuk memiliki burung yang bersuara emas.   SEKARANG ini, para pencinta burung merawat burung tak hanya hobi semata, tapi juga mengincar prestasi. Semakin bagus suara dan banyaknya kontes burung yang dimenangkan, akan membuat harganya naik berkali lipat hingga puluhan juta rupiah. Salah seorang pedagang burung, Sutandi (47), mengaku sejak adanya kontes kicau burung, harga pasaran burung naik dua kali lipat. \"Ambil contoh burung Cucak Jenggot, awalnya hanya Rp200 ribu, kini bisa dihargai Rp500 ribu. Ini untuk harga burung yang memang sudah jadi, sudah siap lomba. Untuk Cucak Jenggot yang masih bahan, Rp200 ribu. Kalau yang murah juga ada burung bahan seperti Leci Rp20 ribu-Rp60 ribu,\" ucap pria asal Cangkol Tengah ini. Naiknya harga burung, membuat sebagain orang juga tertarik untuk membuat peternakan burung. \"Di Cirebon sudah banyak yang ternak burung-burung tersebut,\" ungkap Sutandi. Dia mengaku sudah belasan tahun berprofesi sebagai penjual burung. Berawal dari hobi merawat burung, ia kini memiliki beberapa koleksi yang kemudian laku dijual. Total di rumahnya sudah puluhan ekor burung yang dipunyai. Tiap hari ia selalu membawa 30 kandang ke pasar burung untuk dijual. \"Adanya lomba tiap minggu, membuat para pembeli semakin bertambah. Tak hanya di dalam kota bahkan sampai ke luar kota\" ujarnya kepada Radar. Beberapa burung yang sering ditanyakan pembeli adalah burung Kenari,Murai, Lakbird dan Cucak Ijo. \"Sekarang jenis burung memiliki beberapa macam nama, biasanya sesuai dengan daerah asalnya,\" katanya. Pria yang akrab disapa Tendi itu menyebut faktor warna dan suara membuat harga burung semakin tinggi. \"Selain kualitas bunyi, warna bulu bisa sangat berpengaruh. Umumnya yang berharga tinggi adalah burung untuk kontes,\" ujarnya. Di kios burung miliknya, harga tertinggi seekor burung mencapai Rp3 juta. Harga sangkar burung juga ternyata ikut naik. \"Kalau sangkar burung yang biasa itu paling Rp250 ribu, kalau yang bagus yang biasa digunakan untuk ikut kontes bisa mencapai jutaan juga,\" ungkapnya. Sementara itu, banyaknya orang yang pelihara burung, membuat penjual kroto juga kebanjiran order. Salah satunya Imam Syafii (43). Dengan bermodalkan Rp500 ribu, ia membuka lapak menjual makanan tambahan burung seperti jangkrik, kroto, dan ulat-ulat kecil. \"Kroto dan jangkrik laku keras,\" akunya. Makanan ini, kata dia, ibarat multivitamin burung. Makanan utama adalah pur dan pisang. “Nah, untuk menambah kelincahan dan membuat suara burung semakin lantang, ditambah dengan jangkrik, ulat, dan kroto,\" katanya. Ia pun memberikan tips agar burung bisa sehat. Salah satunya dengan selalu memberikan makanan dan minuman tepat waktu tiap harinya. \"Air minum bagi burung sangat penting sekali di samping makanannya,\" ungkapnya. Hal lain yang wajib dilakukan adalah untuk selalu menjemur burung di sinar matahari dan berusaha untuk berkomunikasi dengan burung. \"Banyak orang piara burung, tapi tidak merawatnya, sehingga burung mudah sakit lalu mati. Sebenarnya, umur burung itu bisa bertahan hingga puluhan tahun, asal dirawat dengan baik,” bebernya. Pengalaman buruk pernah dialami Sutimah (50). Suaminya yang hobi memelihara burung mendapat tugas ke luar kota selama empat hari. Ia  pun berangkat dan meninggalkan burung-burung tersebut. Sebelum berangkat ia lupa, tidak menitipkan kepada Istrinya. Sehingga burung tersebut tidak diberikan minum dan makan. Setelah kembali ia kaget menemukan burung yang harganya jutaan tersebut mati. \"Ya ibu kan gak tahu cara merawatnya. Apa makanannya, mau diberi beras takut salah,\" ucap Sutimah. (jamal suteja)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: