Kuburan Raksasa untuk Paus Sperma yang Terdampar di Bungko Lor, Segini Ukurannya
CIREBON – Tim ahli Universitas Airlangga (Unair) telah melakukan pengambilan sampel untuk nekropsi (autopsi) pada paus sperma yang terdampar di Desa Bungko Lor, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon. Selanjutnya, bangkai mamalia air itu dimasukan dalam liang kuburan raksasa.
Proses penguburan bangkai paus sperma ini terbilang cepat. Itu karena dibantu dengan alat berat yang sengaja didatangkan dari Indramayu.
Anhar Muslim mengungkapkan, hasil nekropsi mamalia terbesar itu akan diketahui setelah pemeriksaan dari tim dokter hewan Unair Surabaya selesai dilakukan.
“Semuanya menunggu proses pemeriksaan sampel dari paus yang diperiksa. Kalau sudah ada, nanti akan diumumkan di Jakarta oleh KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan, red),” ujar Anhar kepada Radar Cirebon.
Menurut dia, petugas yang terlibat dalam proses evakuasi hingga penelitian menggunakan alat pelindung diri (APD) untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Termasuk potensi terpapar gas dari dalam tubuh paus sperma dewasa tersebut. “Petugas yang bersentuhan langsung wajib mengenakan APD. Ini sudah aturannya. Karena paus ini mamalia yang ada beberapa penyakit dan bisa saja menular ke manusia,” imbuh Anhar.
Tim dari Unair, sambung Anhar, merupakan tim yang sama yang menangani paus terdampar di Madura beberapa waktu lalu.
Pihaknya pun optimis penyebab kematian paus tersebut akan segera diketahui dalam waktu dekat. “Mereka tim ahli yang sudah terbiasa melakukan nekropsi. Kami optimis penyebab kematian pada paus sperma ini akan segera diketahui publik,” jelasnya.
Sebelumnya, bangkai paus sperma itu ditarik ke tepi pantai, Selasa (13/4). Dan sebelum dikuburkan, paus berukuran lebih dari 17 meter itu di-nekropsi atau otopsi oleh tim Unair.
Ukuran kuburan paus itu terbilang sangat besar. Panjangnya 21 meter, lembar 7 meter dan kedalaman 7 meter.
Dari kondisi fisik, ada beberapa luka. Namun Anhar tidak bisa memastikan apakah luka tersebut menjadi penyebab kematian atau luka-luka tersebut didapat saat terdampar dalam kondisi paus sudah mati.
“Ya ada beberapa luka, tapi kita tidak tahu apakah itu yang jadi penyebab kematian atau luka yang terjadi karena sebab terdampar. Nanti untuk detailnya ada dari tim dokter Unair yang akan meneliti,” kata Anhar.
Dijelaskan, beberapa sampel dari bagian tubuh paus seperti paru-paru, jantung, sistem pencernaan, kulit, dan beberapa bagian tubuh lainnya diambil untuk diteliti secara mendalam.
Diterangkannya, Cirebon bukanlah wilayah migrasi paus sperma. Sehingga, lanjut Anhar, memang ada sedikit ketidakbiasaan jika ditemukan paus sperma di perairan Cirebon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: