Risma Kalahkan Anies Baswedan, Survei JRC untuk Pilkada DKI Jakarta

Risma Kalahkan Anies Baswedan, Survei JRC untuk Pilkada DKI Jakarta

JAKARTA- Gaya blusukan Mensos Tri Rismaharini terbukti menyita perhatian warga di DKI Jakarta. Setidaknya, hasil survei Jakarta Research Center (JRC) menunjukkan elektabilitas Tri Rismaharini unggul dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Tri Rismaharini memperoleh 37,1 persen. Sedangkan Anies Baswedan 32,4 persen. Terpaut sekitar 5 persen. “Terlepas pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta digelar pada 2022 atau 2024. Dari hasil survei, elektabilitas Risma mengungguli Anies,” kata Direktur Komunikasi JRC Alfian P di Jakarta, Jumat (16/4).

Survei JRC dilakukan pada 1-10 April 2021. Yakni dengan cara tatap muka kepada 800 responden mewakili seluruh wilayah di DKI Jakarta. Metode surveinya adalah multistage random sampling, dengan margin of error ±3,4 persen serta tingkat kepercayaan 95 persen

Alfian menyebut, kinerja Anies Baswedan tampak kedodoran setelah menjabat Gubernur DKI Jakarta sejak 2017 lalu. Sedangkan Risma dengan gaya blusukan yang khas sejak menjabat Wali Kota Surabaya dinilai mencuri perhatian publik. “Tipikal Risma ini sejalan dengan gaya kepemimpinan elite baru. Yakni kerap membuat terobosan di tengah kekakuan birokrasi,\" terangnya.

Nama lain yang cukup diunggulkan adalah ketua umum DPP Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dengan elektabilitas 7,8 persen. AHY yang sebelumnya pernah bertarung pada Pilkada DKI Jakarta 2017 dinilai masih berpeluang kembali maju.

Kemudian ada Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Elektabilitas Sandi mencapai 7,8 persen. Nama lainnya adalah Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (2,8 persen), politisi muda Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany Alatas (2,6 persen), serta Bupati Tangerang dan ketua DPD Golkar DKI Jakarta Ahmed Zaki Iskandar (1,1 persen).

Hasil survei Jakarta Research Center (JRC) menunjukkan tingkat kepuasan publik kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan cukup rendah. Angkanya hanya 38,9 persen. Sebaliknya, yang tidak puas banyak: 53,0 persen. “Tentu hasil ini jadi peringatan buat Anies Baswedan. Terutama jika berencana maju lagi dalam Pilkada DKI Jakarta. Atau mungkin dia ingin naik ke panggung politik nasional,” kata Alfian.

Selama ini, kinerja Anies biasa-biasa saja. Selain itu, dinilai tidak ada terobosan dan inovasi yang signifikan. Akibatnya sebagian besar publik Jakarta tidak puas. Seperti diketahui, nama Anies masuk dalam berbagai survei Pilpres 2024 mendatang.

Tingginya ketidakpuasan publik selama Anies memimpin DKI Jakarta bisa, kata Alfian, menjadi batu sandungan bagi Anies pada 2024. Menurut Alfian, strategi Anies meniru jejak Jokowi yang sebelumnya juga Gubernur DKI Jakarta kemudian menang Pilpres 2014 dan 2019, tidak bisa di-copy paste.

Anies akan mengakhiri periode pemerintahannya pada 2022 mendatang. Ketidakjelasan jadwal Pilkada, apakah akan tetap diselenggarakan pada 2022 atau ditunda 2024, semakin mempersulit niat Anies memanfaatkan panggung politik DKI Jakarta. “Kalaupun Anies berniat maju kembali dalam Pilkada DKI Jakarta, ataupun maju Pilpres 2024, harus ada gebrakan luar biasa dalam sisa pemerintahannya yang tinggal satu setengah tahun di DKI Jakarta,\" tukas Alfian.

Survei Jakarta Research Center (JRC) ini dilakukan pada 1-10 April 2021. Yakni dilakukan secara tatap muka kepada 800 responden mewakili seluruh wilayah di DKI Jakarta. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error ±3,4 persen serta tingkat kepercayaan 95 persen. (rh/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: