PPDB Kacau, Dewan Minta Disdik Tolak RKB

PPDB Kacau, Dewan Minta Disdik Tolak RKB

KEJAKSAN– Komisi C DPRD Kota Cirebon geram bukan kepalang terhadap kekacauan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2013. Terlalu kesal, Komisi C meminta Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon menolak ajuan apa pun terkait tambahan fasilitas sarana bagi siswa baru. Hal ini berlaku untuk sekolah yang melebihi kuota dan rombel (rombongan belajar). Ketua Komisi C DPRD Kota Cirebon, H Ayatulloh Roni meminta disdik agar menolak seluruh ajuan Ruang Kelas Baru (RKB) dan mebeler bagi sekolah yang melebihi kuota dan rombel pada tahun ini. Hal ini sebagai bentuk hukuman bagi sekolah yang melanggar ketentuan Peraturan Wali kota (Perwali) tentang PPDB. “SMPN dan SMAN yang kelebihan rombel, jangan diberikan bantuan RKB, kursi dan meja tambahan. Biar mereka merasakan sendiri akibat melanggar Perwali,” ucapnya lantang di hadapan rapat Komisi C DPRD dan disdik di Griya Sawala, Rabu (21/8). Akibat banyaknya sekolah yang menyimpang dan menumpangi PPDB 2013, Roni marah kepada sekolah-sekolah yang berlaku curang. “Kalau satu meja harus bertiga atau berempat, rasakan sendiri,” tukasnya, kesal. Penambahan jumlah rombel tidak hanya membuat siswa tidak nyaman, para guru, juga merasakan hal yang sama. Roni mendapatkan banyak cerita curahan hati para guru. Karena itu, Komisi C meminta sekolah yang bermain curang agar tidak dibantu penambahan sarana. Bagi sekolah yang “baik”, Komisi C akan membantu secara maksimal. Kepala Bidang Sarana Prasarana Disdik, H Abdul Haris MPd mengatakan, apa yang disampaikan anggota dewan tersebut akan diterima sebagai masukan. Namun, disdik tetap akan memberikan bantuan mebeler berupa kursi dan meja tambahan bagi sekolah-sekolah yang kelebihan murid. “Sekolah-sekolah sudah mengajukan,” ungkapnya. Meskipun belum diputuskan akan diberikan atau tidak, Haris berniat akan memberikan ajuan yang diminta. Pasalnya, kursi dan meja sangat penting bagi kenyamanan siswa dalam belajar. Terkait penambahan rombel, Haris tidak menyalahkan sekolah. Selain itu, saat siswa sudah masuk ke sekolah, harus mendapatkan pendidikan yang layak dengan fasilitas memadai. “Mungkin Pak Roni sedang emosi. Kita harus berusaha menyikapi masalah penambahan rombel dengan bijak,” ucapnya. Para siswa sekolah bertujuan menjadi orang pintar, jika tanpa fasilitas penunjang utama yang memadai, Haris yakin mereka tidak akan maksimal menyerap ilmu pengetahuan dari guru. Untuk RKB, disdik memang tidak memiliki anggaran di tahun ini. Sedangkan mebeler, akan dipenuhi sesuai kemampuan anggaran. Dalam hal ini, lanjutnya, disdik melihat pendidikan wajib diberikan untuk siapa pun. Tidak peduli cara masuk ke sekolah tesebut seperti apa, pendidikan tetap harus diberikan dengan layak. Hal itu menjadi alasan disdik menindaklanjuti ajuan penambahan kursi meja yang disesuaikan dengan dana. Artinya, jika diajukan tiga dan disdik hanya ada satu, maka diberikan satu dulu. “Jangan sampai tidak diberikan sama sekali,” ucapnya. (ysf)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: