Nyonya Tua Melawan Trauma 1962

Nyonya Tua Melawan Trauma 1962

TURIN - Dijagokan meraih scudetto (juara) kali ketiga beruntun tapi lantas meleset, sudah sering dialami Juventus. Tapi, untuk musim ini, Juve lebih percaya diri. Dengan pemain seperti Giampiero Bonaperti, Omar Sivori, John Charles, Juve mendominasi Serie A pada musim 1959-1960 dan berlanjut 1960-1961. Kehebatan Nyonya Tua -sebutan Juve- pun membuat gelar ketiga sepertinya hanya menunggu waktu. Tapi, musim 1961-1962 justru berakhir tragis. Juve tak hanya gagal scudetto, melainkan finis ke-12 (peringkat terburuk Juve sepanjang sejarah klub). Nyonya Tua seolah trauma dengan musim tersebut. Buktinya, Juve yang 6 kali memiliki kesempatan meraih hat-trick scudetto sejak 1962, selalu gagal mewujudkannya. Itu termasuk dua musim kontroversial karena skandal pengaturan skor (calciopoli), masing-masing 2004-2005 (gelar Juventus dicabut) dan 2005-2006 (gelar Juventus diberikan kepada Inter Milan). Yang terakhir terjadi pada 2003-2004 atau di musim terakhir bersama allenatore (pelatih) Marcello Lippi. Juve harus mengakui keunggulan AC Milan bersama mantan pelatihnya Carlo Ancelotti dan AS Roma dengan Fabio Capello (yang lantas direkrut sebagai pelatih). Kesedihan Juve makin bertambah setelah pemilik klub kala itu, Umberto Agnelli, meninggal dunia. \"Selama lebih dari 100 tahun sejarah klub dan 90 tahun klub ini memiliki asosiasi dengan keluarga saya. Hanya ada satu tim Juventus yang meraih scudetto tiga kali beruntun dan itu terjadi pada 1930-an (lima scudetto),\" kata Andrea Agnelli, presiden Juve sekaligus anak dari Umberto setelah laga di ajang Piala Super Italia (18/8). \"Itulah sebabnya, sangat penting untuk memperingatkan setiap orang yang ada di klub, baik para pemain, staf di kantor pusat dan mereka yang berada di Vinovo (staf pelatih), bahwa kami perlu memberikan kemampuan 100 persen dan tetap percaya diri untuk bisa terus meraih kemenangan\" imbuhnya. Agnelli meyakini, allenatore Juve Antonio Conte memiliki ide yang sama dengannya. Sebagai catatan, Conte pernah dua kali merasakan kegagalan hat-trick scudetto sebagai pemain Juve. Selain 2004, juga pada 1999 semasa dirinya menjabat il capitano klub asal Turin tersebut. \"Keduanya sama-sama digagalkan oleh Milan dan saya menganggap mereka sebagai ancaman terbesar kami musim ini,\" ujar Conte. Milan bersama Napoli, serta Fiorentina maupun Inter Milan memang harus puas berada di grid belakang Juve sebagai kandidat scudetto. Berbekal mentalitas dan stabilitas, Rossoneri -sebutan Milan- percaya diri dengan skuad mereka meski tidak melakukan improve sedrastis Partenopei (sebutan Napoli) dan La Viola (julukan Fiorentina). \"Kami lebih solid sebagai tim ketimbang musim lalu. Kami lebih tangguh dan siap menghadapi musim baru liga,\" tutur kapten Rossoneri Riccardo Montolivo jelang laga pembuka kontra Hellas Verona malam nanti WIB (24/8). Sedangkan pelatih Timnas Italia Cesare Prandelli memprediksi scudetto Serie A musim ini hanya akan lepas dari Juve seandainya Gianluigi Buffon dkk terselip. \"Juve hanya kalah lima kali dalam 76 pertandingan Serie A dua musim terakhir sehingga akan sangat sulit menggusur mereka dari posisi satu,\" tuturnya. (dns/bas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: