Anies Lapor Wamenkes, Terkait Warganya Meninggal Usai Divaksin

Anies Lapor Wamenkes, Terkait Warganya Meninggal Usai Divaksin

SEORANG warga DKI Jakarta meninggal dunia, sehari setelah disuntik vaksin AstraZeneca. Kabar tersebut langsung ditindaklanjuti Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melaporkan kasus tersebut ke Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono. 

Dalam laporannya Anies mengungkapkan warganya, Trio Fauqi Virdaus yang tinggal di Jakarta Timur, meninggal dunia usai vaksinasi COVID-19, AstraZeneca. “Kami menyampaikan kejadian itu kepada Pak Wamenkes agar menjadi perhatian serius,” katanya, Senin (10/5).

Ditekannya, Pemerintah harus menyikapi peristiwa tersebut dengan serius. Sebab kasus itu berkaitan dengan kepercayaan masyarakat terhadap vaksin COVID-19.

Dikatakannya, sejumlah negara di Eropa membatasi usia warga yang ikut vaksinasi AstraZeneca, batasan usia 40 tahun hingga 60 tahun.

Untuk diketahui, seorang warga Viki mengisahkan adiknya, Trio Fauqi Vidaus meninggal dunia pada Kamis (6/5). Meninggalnya Trio itu sehari setelah disuntikan vaksin AstraZeneca.

Trio menjalani vaksin di GBK pada Rabu (5/5). Trio pulang ke rumah dalam rentang waktu pukul 15.30-16.30 WIB. Trio bercerita sudah melakukan suntik vaksin difasilitasi kantornya.

“Dia bercerita ke ibu saya bahwa dia baru melaksanakan suntik vaksin di GBK yang bekerja sama dengan RS Pertamina Pusat kalau nggak salah. Setelah pulang dia mengeluh nih kepada ibu saya, dia mengalami kondisi yang tidak enak setelah itu, ”kata Viki.

Viki melanjutkan, kepada sang ibu, Trio mengaku merasakan demam, sakit kepala hebat, dan pegal linu di sekujur tubuh.

“Bahwa dia mengeluhkan demam tinggi, sakit kepala hebat terus sekujur tubuhnya linu,” kata Viki.

Trio lalu dibawa ke klinik dekat rumah tinggal, tapi ternyata klinik tutup. Pada Kamis (6/5) gejala yang dirasakan Trio semakin berat. Trio sempat mengalami shock seperti kejang.

“Akhirnya dia kaget sakit kepala yang luar biasa, dia kaget seperti napasnya sudah berat, seperti sesak terengap-engap, termegap-megap, matanya itu seperti orang kejang,” ujarnya.

Pihak keluarga lalu membawa Trio ke sebuah RS di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur. Namun pihak rumah sakit mengabaikan agar korban dibawa ke rumah sakit yang lebih besar.

Akhirnya dibawa ke RS bersalin Asta Nugraha karena biar dilakukan penindakan UGD. Tidak sempat terjadi penolakan yang saya dengar dari pihak Asta Nugraha karena ditanyai ini apa? sakit apa? Bahwa ini habis suntik vaksin. Dianjurkan oleh mereka, bukan ditolak oleh rumah sakit yang lebih besar, ”ujarnya.

Akhirnya ada dokter yang memeriksa korban dan dinyatakan meninggal dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: