Menko PMK: Larangan Mudik Lebaran 2021, Sukses

Menko PMK: Larangan Mudik Lebaran 2021, Sukses

KEBIJAKAN larangan mudik Lebaran 2021 dinilai sukses dan berjalan cukup baik. Hal tersebut dilihat dari kesigapan petugas dalam mengantisipasi para pemudik terutama di jalan-jalan tikus. “Memang kebijakan peniadaan mudik ini tidak berhasil 100 persen, tapi bukan berarti gagal sama sekali. Secara umum sudah bagus,” kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dalam keterangan tertulisnya, Minggu (16/5).

Dijelaskannya, indikator penilaian tersebut berdasarkan pemanfaatan data historis penanganan peniadaan mudik 2020. Pengetatan pengawasan di sejumlah jalur ‘tikus’ atau alternatif yang dipelajari secara detail, kemudian modus operandi pemudik yang nekat dengan cara-cara yang menurut mereka kreatif tapi berhasil diantisipasi.

Dikemukakannya data kepolisan pada 2021 melaporkan jumlah pemudik berkisar 1 juta orang. Jumlah yang berkurang signifikan dibandingkan tahun lalu. Itu menandakan aturan peniadaan mudik berjalan cukup efektif.

Akhir pekan pascaperayaan Idul Fitri diprediksi bakal menjadi puncak arus balik. Pemerintah pun telah menyiapkan langkah antisipasi.

Antisipasi dilakukan bukan hanya di Ibu Kota Provinsi DKI Jakarta, namun juga di beberapa pusat kota termasuk masing-masing ibu kota provinsi.

“Ibu kota bukan satu-satunya. Ini semua sudah kita hitung termasuk ibu kota di setiap provinsi yang nanti juga akan menjadi tujuan arus balik. Ini sudah kita hitung betul, mudah-mudahan nanti perhitungan kita mendekati benar,” ujarnya.

Meski demikian, dia mengakui hal itu tidaklah mudah.

“Karena ini kan bicara tentang orang, mobilitas, susah untuk dipastikan. Tetapi apa yang sudah dilakukan Pak Menhub, aparat kepolisian dan TNI di dalam melakukan penyekatan dan penindakan ketika berangkat, saya kira ini sangat berharga untuk dijadikan dasar kita membijaksanai menyambut kedatangan mereka arus balik ini,” katanya.

Dikatakannya, pemerintah juga telah mempersiapkan fasilitas tambahan seperti tempat tidur rumah sakit, ruang ICU, serta ketersediaan oksigen. Selain itu, Kementerian Kesehatan juga telah menambah jumlah pelacak atau tracer dari 5 ribu menjadi 100 ribu orang.

“Mudah-mudahan ini akan bisa lebih mengefektifkan untuk mencegah terjadinya penyebaran varian baru yang sudah berada di Singapura, Malaysia, Filipina, dan mudah-mudahan tidak sampai seperti yang terjadi di negara yang sangat parah,” katanya.(gw/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: