Kelamaan Main Handphone Bisa Mengakibatkan Tubuh Menjadi Lumpuh

Kelamaan Main Handphone Bisa Mengakibatkan Tubuh Menjadi Lumpuh

TAHU tidak sih jika penggunaan handphone atau ponsel terlalu lama sering menimbulkan rasa nyeri di leher dan punggung? Rasa sakit tersebut umumnya dianggap biasa. Padahal, itu bisa memicu penyakit serius. Apalagi kasusnya semakin tinggi.

”Semakin banyak pasien nyeri di leher dan tulang belakang,” ujar Dr Ravi S. Krishnapillai MBBS FRACS FRSC saat ditemui di Surabaya.

”Dalam sehari, setidaknya ada enam pasien yang datang dengan keluhan itu. Biasanya pasien berusia muda di bawah 20 tahun,” kata ahli bedah saraf dan tulang belakang itu.

Mereka didiagnosis mengalami slipped disc dan lumbar spondylosis. Cirinya, leher serta punggung terasa kaku dan nyeri. Lalu, kaki dan tangan mudah kesemutan atau terasa kebas.

Penyebabnya ternyata sikap tubuh saat menggunakan telepon seluler. Sebab, pengguna gadget tersebut selalu menunduk saat melihat layar. Pemakaian komputer juga bisa menjadi penyebab.

Menurut Ravi, ada pasien yang mengaku bekerja di depan komputer selama 8 jam sehari. Bahkan, setelah pulang kantor pun, mereka masih memandangi layar alat elektronik tersebut.

Akibatnya, otot-otot di leher tertarik dalam posisi yang sama dalam waktu lama. Saat diperiksa dengan MRI, tampak perubahan pada otot dan saraf leher.

Yakni, saraf penderita usia muda tampak seperti milik orang tua. Ravi mencontohkan, otot usia 18 tahun tampak seperti usia 35 tahun.

Karena itu, Ravi menegaskan untuk tidak menyepelekan rasa sakit di leher atau punggung. Sebab, jika dibiarkan dalam waktu yang lama, nyeri itu bisa menjadi masalah besar.

Yakni, tulang belakang menjadi kempis. Jaringan sel di dalamnya akan mengering. Saraf pun rusak dan otot menjadi lemah.

”Kalau tidak ditangani, saraf bisa mati. Pakai operasi pun tidak bisa balik lagi,” tegasnya.

Dokter alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia, itu menyatakan, nyeri di tulang belakang juga berdampak pada kaki.

Akibatnya, kaki mengalami foot drop. Cirinya, kaki tidak bisa diangkat dan sulit digunakan untuk melangkah. Bahkan, pada taraf buruk, bisa terjadi kelumpuhan.

Karena itu, Ravi menyarankan agar pasien mengubah posisi saat menggunakan ponsel. Caranya, tengok kanan atau kiri dalam setiap 20 menit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: