Soal Pilpres, Kang Emil Kedepankan Akal Sehat

Soal Pilpres, Kang Emil Kedepankan Akal Sehat

BANDUNG- Kendati petarungan pemilihan presiden (pilpres) masih dua tahun, tetapi sejumlah survei calon presiden bermunculan. Salah satunya, elektabilitas Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil yang muncul dalam survei  yang dilakukan Y-Publica pada pekan ini. Menanggapi hasil survei itu, Ridwan Kamil mengedepankan politik tahu diri ketika bicara peluang maju dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Kang Emil -panggilan Ridwan Kamil- mengaku memegang dua filosofi politik dalam memimpin, pertama politik akal sehat dan tahu diri. Menurutnya, tingkat elektabilitas dan popularitas dirinya yang dilansir lembaga survei bisa diperhitungkan oleh partai politik atau tidak sama sekali. “Jadi saya tahu diri. Saya ini belum berpartai, tidak tahu apakah dengan hasil survei untuk 2024 apakah akan dilamar atau diajak partai politik, saya tidak tahu. Kalau batinnya terbuka bismillah. Kalau tidak, ya tidak masalah,” kata Kang Emil di Bandung, akhir pekan kemarin (29/5).

Dia menilai, dalam bursa Pilpres 2024 yang ada saat ini, para tokoh yang berkpirah dan memiliki news value (nilai berita) hari ini berpotensi menaikkan elektoral.

“Siapa yang punya news value? Ya orang-orang yang sedang mengambil keputusan saat ini, menteri, gubernur,” katanya. Dia mengaku sejauh ini hasil elektabilitas lembaga survei lebih banyak dijadikan bahan evaluasi kinerja.

Berbeda dengan calon lain yang ditopang dengan branding dan buzzer, Emil memastikan dirinya belum memakai strategi buzzer termasuk membentuk tim khusus.

Menurutnya karena belum berpartai, sejatinya elektabilitas dan popularitas yang terekam oleh lembaga survei murni hasil kerja pribadinya. “Apa yang saya kerjakan, dan saya beritakan sendiri berpengaruh pada elektoral. Hasil drone emprit, kegiatan saya itu sumber viralnya saya sendiri, kalau teman-teman yang lain, ada amplikasi dari buzzer terkait viralnya,” katanya.

Sebagai kepala daerah di provinsi yang memiliki suara 33 juta, Emil mengaku cukup intens berkomunikasi dengan sejumlah petinggi partai mulai dari Presiden PKS Ahmad Syaikhu, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum Partai NasDem Surya Paloh, Ketum Golkar Airlangga Hartarto sampai Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

“Itu sopan santun politik, semua partai saya datangi, tidak harus dalam rangka politik, karena bagi saya lebih baik banyak teman,” katanya.

Walaupun demikian, keputusan dirinya terkait kontestasi akan ditolong oleh keputusan politik terakhir, terutama kebijakan Pilkada Serentak pada 2024. Menurutnya dengan Pilgub Jabar digelar November 2024, jika Pilpres April 2024 maka dirinya bila dilamar bisa berlaga di pilpres. Kalau pun kalah masih ada kesempatan untuk melanjutkan menjadi Gubernur Jawa Barat dua periode.

“Kalau kalah saya masih ada pilihan, walaupun belum tentu saya maju untuk lanjut dua periode,” kata Emil.

Dari hasil lembaga survei Y-Publica pada pekan ini nama Ridwan Kamil naik tajam bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Elektabilitas Ganjar pada survei kali ini melampaui Prabowo Subianto yang selama ini unggul di puncak elektabilitas. Sementara Prabowo sebesar 16,7 persen dan dibayangi oleh Ridwan Kamil 15,9 persen. (antara/jpnn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: