Kemanjuran Vaksin Sinopharm Turun Jadi 73,5 Persen

Kemanjuran Vaksin Sinopharm Turun Jadi 73,5 Persen

TIONGKOK- Produsen obat Tiongkok Sinopharm akhirnya menerbitkan hasil sementara dari uji coba fase 3 vaksin Covid-19. Namun, hasilnya tidak mencakup beberapa kelompok yang paling rentan. Dan kemanjurannya pun turun menjadi 73,5 persen. Data itu dinilai masih kurang, karena kelompok rentan, komorbid, dan lansia masih kurang jumlah partisipasinya.

Sebanyak 200 juta dosisnya telah digunakan di seluruh dunia. Sinopharm juga sudah disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk penggunaan darurat. Namun dari 78,1 persen perlindungan kini turun menjadi 73,5 persen setelah memperhitungkan kasus tanpa gejala seperti laporan South China Morning Post (SCMP).

Upaya Beijing juga terhambat oleh penolakan perusahaan farmasi untuk merilis data tentang kemanjuran vaksin mereka, yang menuai reaksi tajam dari banyak ahli. Sinopharm sudah didesak para ahli untuk mengumumkan secara transparan.

Hasil tersebut berdasarkan data yang dikumpulkan dari 40.411 peserta di Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain tahun lalu. Peserta sebagian besar sehat dari usia 18 hingga 59 tahun.

Sebanyak 142 kasus gejala tercatat, 26 dari kelompok vaksin Wuhan, 21 dari kelompok vaksin Beijing, dan 95 dari kelompok plasebo. Hanya dua kasus parah yang diidentifikasi dalam kelompok plasebo. Ahli imunologi Ashley St John mengatakan bahwa jumlah kasus parah cenderung rendah karena memang jumlah peserta lansia yang diikutsertakan dalam fase tersebut terbatas.

“Tentu saja mereka tidak memiliki cukup data tentang kasus yang parah, dan dari sudut pandang statistik kami perlu melihat lebih banyak kasus untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang seberapa baik vaksin ini melindungi dari penyakit parah,” kata St John.

Ahli vaksin Nikolai Petrovsky juga mengatakan bahwa angka-angka itu tidak cukup besar untuk membuat klaim perbedaan secara statistik. Para penulis penelitian mengatakan bahwa uji coba tersebut terutama dilakukan pada pria muda yang sehat dan tidak cukup data menguji keefektifan di antara mereka dengan penyakit kronis, perempuan, dam orang dewasa yang lebih tua, mereka yang berada di populasi geografis lain, dan mereka yang menderita SARS-CoV sebelumnya.

Namun, WHO sebelumnya telah merekomendasikan vaksin untuk digunakan pada usia di atas 60-an. Maka sebetulnya data lebih lanjut tentang kelompok usia tersebut diperlukan. (jp)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: