Heran Banyak yang Memperebutkan, Diaz: Sultan Cirebon Itu Bayar Listrik, Tidak Gampang

Heran Banyak yang Memperebutkan, Diaz: Sultan Cirebon Itu Bayar Listrik, Tidak Gampang

CIREBON - Posisi Sultan Kasepuhan XV masih terus menjadi polemik. Panglima Laskar Macan Ali Nuswantara, Prabu Diaz heran dengan hal itu. Sebab, posisi sultan di era sekarang ini penuh dengan tantangan.

Ditegaskan dia, para sultan di Cirebon itu, setelah NKRI adalah penjaga adat, dan budaya. Tidak lagi memimpin teritori dan pemerintahan. Tidak punya penghasilan apa-apa.

\"Sultan di Cirebon itu bayar listrik, mengadakan hajat budaya dan lainnya, itu uang sendiri. Pemerintah memang ngasih bantuan, tapi tetap tidak cukup untuk membiayai adat satu tahun,\" tandas dia, kepada radarcirebon.com, Selasa (1/6/2021).

\"Jadi sultan itu, tidak gampang. Tidak mudah. Bayar listrik di keraton itu bisa puluhan juta. Sultannya mikir sendiri, tapi banyak yang bicara hak saja,\" tegasnya.

Karenanya, Diaz heran dengan posisi ini yang terus menerus diperebutkan. Bahkan belakangan banyak yang mengangkat dirinya menjadi polmak.

Terkait dengan status Polmak, Diaz mengakui, beberapa kali kepemimpinan memang ada Polmak.

Posisi ini muncul ketika sultan masih di bawah umur, sakit berkepanjangan, wafat belum ada pengganti atau sultan yang sah tidak layak memimpin.

Atau sultan lama meninggalkan kesultanan. Tidak segampang itu menunjuk polmak. \"Polmak ada aturannya. Biasanya yang menunjuk Polmak itu harus ada pancer,\" tuturnya.

\"Saya tidak turut campur, sebagai masyarakat demikian pandangannya begitu,\" katanya.

Kemudian untuk pelantikan Polmak, tidak ada pelantikan. Karena harusnya disetujui jumeneng atau keluarganya.

Berita berlanjut di halaman berikutnya...

Baca juga:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: