Sepuluh Desa Musnah, Wilayah Pagai Selatan Rusak Terparah

Sepuluh Desa Musnah, Wilayah Pagai Selatan Rusak Terparah

PADANG - Jumlah korban gempa berkekuatan 7,2 skala Richter (SR), yang disusul tsunami pada Senin malam lalu (25/10), di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar), terus bertambah. Seperti dilaporkan Padang Ekspres (Radar Cirebon Group), data di Posko Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar tadi malam (27/10) menyebutkan bahwa korban tewas mencapai 311, 412 hilang, dan 15 luka berat. Lebih dari 4 ribu warga mengungsi. “Masih banyak warga yang belum ditemukan. Saat ini kami masih mencari para korban yang hilang. Mereka bisa saja terkubur reruntuhan, tersapu ke laut, atau mungkin menyelamatkan diri ke perbukitan,” kata Ade Edward dari BPBD Sumbar kemarin. Dia mengungkapkan, jenazah para korban kemarin ditemukan di Pagai Selatan, Pagai Utara, Sikakap, dan Sipora Selatan. Korban terbanyak dievakuasi dari Pagai Selatan. “Kami juga menemukan belasan warga yang mengalami luka-luka serius seperti patah di beberapa bagian tubuh mereka,” tuturnya. Survei kali pertama yang dilakukan dari udara atas kepulauan Mentawai menunjukkan adanya bagian daratan yang berlubang dan terendam air laut. Selain itu, terlihat puing-puing rumah yang hancur akibat gelombang laut. Sedikitnya, 10 desa musnah akibat tersapu tsunami. Kondisi Pagai Utara porak-poranda. Keterbatasan sarana dan prasarana maupun kendala akses langsung ke lokasi bencana menyebabkan penanganan korban berjalan seadanya. Wartawan Padang Ekspres yang tiba di Sikakap, setelah berlayar dari Padang kemarin pagi, melaporkan beberapa lokasi terparah. Data yang dihimpun di posko bencana di Sikakap menyebutkan, di antara 33 dusun di Mentawai yang dihantam tsunami, banyak yang belum melaporkan kondisi mereka. Kawasan yang terparah terhantam tsunami adalah Kecamatan Pagai Utara, tepatnya Dusun Sabeu Gunggung. Sebanyak 68 warga di sana tewas dan telah dikuburkan. Sekitar 160 lainnya hilang dan masih dicari. Dari informasi masyarakat sekitar, ada tiga dusun di sana yang hilang atau rata dengan tanah. Ratusan warganya belum ditemukan. Korban luka berat dan ringan dibawa dengan perahu kecil ke Sikakap untuk dirawat. Namun, karena keterbatasan jumlah tim medis, puluhan pasien dirawat seadanya dalam tenda darurat. Jeri (26) anggota tim SAR, mengatakan bahwa kebanyakan warga yang tewas ditemukan tersangkut di pohon dan di dalam air. Mereka tewas karena terhimpit pohon dan rumah yang diterjang tsunami. “Kami langsung menguburkan warga yang tewas karena jenazahnya sudah berbau,” ujarnya. Kepala BPBD Kabupaten Mentawai Paulinus Sablet mengatakan, sebelum tim SAR datang, ada kendala pengumpulan data. Sebab, jarak satu desa dengan desa lain yang terkena tsunami cukup jauh. Hingga kemarin, warga memilih tetap tinggal di perbukitan. Mereka takut gelombang besar muncul lagi. Di Sikakap, warga hanya merasakan gempa sesaat. Lalu, tiba-tiba gelombang laut setinggi tiga meter muncul. Ratusan rumah kayu dan bambu di Kepulauan Pagai musnah tersapu tsunami. Gelombang laut juga melanda jalan dan kawasan hingga sejauh 600 meter dari pantai. Di Muntei Baru, sebuah desa di Pulau Silabu, sekitar 80 persen rumah warga hancur atau rusak parah. Sepuluh warga negara asing (WNA) yang selamat saat menumpang kapal pesiar kemarin tiba di Padang. Mereka terdiri dari delapan warga Australia, seorang warga AS, dan seorang asal Selandia Baru. Mereka pun menceritakan pengalaman mereka selamat dari amukan tsunami. “Kami berada di buritan kapal ketika gelombang tsunami datang. Kapal yang kami tumpangi lantas menghantam kapal lain di dekatnya. Kapal kami pun terbakar,” cerita Daniel North, warga AS yang juga kru kapal. “Semua langsung terjun dari kapal.” Selanjutnya, mereka berpegangan pada benda apa saja yang terapung. Mereka bergegas berenang ke darat dan memanjat pohon yang agak tinggi. Setelah menunggu lebih dari 90 menit, mereka baru berani turun. Tidak lama kemudian, mereka diselamatkan kapal lain. Dari Washington DC, Presiden AS Barack Obama menyampaikan duka cita atas musibah tsunami di Mentawai.  Dalam kesempatan itu, Obama berjanji untuk memberikan bantuan kepada Indonesia. “First Lady Michelle Obama dan saya benar-benar sedih atas jatuhnya korban jiwa dan kerusakan yang terjadi akibat gempa dan tsunami di Sumbar,” kata Obama dalam pernyataannya seperti dikutip Agence France-Presse (AFP) kemarin. “Saya juga salut atas ketahanan rakyat Indonesia dan komitmen pemerintah mereka dalam menangani para korban. Sebagai teman Indonesia, AS siap membantu dengan cara apapun,” lanjutnya. Selain gempa tsunami di Mentawai, pada saat berbarengan Gunung Merapi di Jateng meletus dan membawa korban jiwa. Obama dijadwalkan datang ke Indonesia bulan depan. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah berada di Padang kemarin. SBY memutuskan untuk meninggalkan KTT ASEAN di Hanoi, Vietnam. Hari ini (28/10) SBY akan meninjau Mentawai. Sementara itu, Wapres Boediono kemarin melihat lokasi gempa dan tsunami di Mentawai. Setelah mendengarkan ekspos Gubernur Sumbar Irwan Hidayat, rombongan Wapres berangkat ke Mentawai dengan menggunakan helikopter. Dalam kesempatan itu, wapres menegaskan perlu penanganan segera terhadap korban dan pengungsi yang sangat memerlukan bantuan. Wapres meminta gubernur Sumbar menangani distribusi bantuan itu kepada warga. Tidak menumpuk di gudang seperti pada gempa 30 September lalu. Kepala BPBD Sumbar Harmensyah menyebutkan, daerah terparah yang terkena gempa dan tsunami berada di Pagai Selatan. Beberapa daerah hilang seperti Saumang dan Tiup. Selain itu, Bulog Monga di Pagai Utara juga mengalami nasib sama. “Daerah yang kondisinya terparah terutama berada di pantai barat Mentawai karena pusat gempa di sana,” kata dia. Secara terpisah, Kemenkes akan membangun 18 rumah sakit lapangan di lokasi bencana tsunami di Mentawai. Rumah sakit tersebut akan dilengkapi dengan tim dokter bedah dan tenaga medis. Hal itu dikatakan Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih setelah mendampingi Wapres Boediono meninjau lokasi bencana di Munte Baru, Pagai Selatan. TNI-AL juga akan mengirimkan kapal terapung KRI dr Soeharso. Kapal tersebut akan bertolak dari Surabaya hari ini dengan membawa bantuan logistik, personel TNI-AL, serta 22 dokter dan perawat. Kemarin pagi BNPB Pusat, Kementerian Sosial, dan Kementerian Kesehatan juga telah mengirimkan bantuan dengan pesawat kargo. Bantuan yang telah dikirimkan BNPB, antara lain, 500 tenda gulung, 50 tenda keluarga, 500 tikar, 80 lembar selimut, dan 650 paket lauk-pauk. “Kemensos juga mengirimkan lima ton paket makanan. Kementerian Kesehatan mengirimkan obat-obatan sebanyak empat ton,” kata Sekretaris Menko Kesra Indroyono Soesilo. Deputi Kedaruratan BNPB Sutrisno mengatakan, pemukiman terparah yang terkena tsunami sudah ditinggal penghuninya mengungsi.(k/jpnn/zul/AFP/AP/dwi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: