Perajin Tempe Atur Strategi

Perajin Tempe Atur Strategi

KESAMBI- Ketergantungan masyarakat terhadap kedelai impor cukup tinggi. Begitupun industri perajin tahu dan tempe. Agus Firmansyah (31), salah seorang perajin tahu tempe yang berlokasi di daerah Penggung mengaku selama ini dirinya menggunakan kedelai impor untuk memproduksi tempe. Dipilihnya kedelai impor karena memang kualitasnya lebih baik daripada kedelai lokal. Di samping juga susahnya menemukan kedelai lokal di pasaran. \"Saya terbiasa membuat tempe dengan bahan kedelai impor. Jadi kalau menggunakan kedelai lokal takutnya malah gagal, karena memang kualitasnya beda,\" ujarnya, Rabu (28/8). Kenaikan harga kedelai Impor berpengaruh besar terhadap industri tahu tempe. Namun, Agus lebih memilih terus memproduksi tahu dan tempe. Karena itu merupakan satu-satunya mata pencahariannya saat ini. \"Kalau kami berhenti produksi, dari mana cari makan buat anak istri,\" akunya. Untuk menyiasati kenaikan tersebut, ia mengatur strategi. Salah satunya dengan menaikkan harga. Tapi harga kedelai yang turus merangkak, dari mulai Rp6.500/kg hingga sekarang mencapai Rp10.500/kg, membuat dirinya mencari strategi lain. Yakni dengan membuat ukuran tempe menjadi lebih kecil, sekitar setengah sentimeter. Dalam satu hari, ia memproduksi 45 kg kedelai menjadi tempe dengan modal Rp400 ribu. Bila sebelum kenaikan harga kedelai ia bisa mencapai untung bersih sebesar Rp100 ribu hingga Rp190 ribu tiap hari, kini omzetnya turun drastis. Ia hanya mendapat untung bersih sebesar Rp70 ribu-Rp150 ribu per hari. Berbeda dengan tempe, perajin tahu justru tidak menaikkan harga. Namun mereka hanya mengecilkan ukuran. Ujang (48), perajin industri tahu, menyebut bahwa harga tahu sulit untuk naik. \"Yang paling mungkin mengecilkan ukuran tahu,\" ungkapnya. Sedangkan menurut pedagang sembako di Pasar Jagasatru, Asep Saepul (35), mengatakan dampak kenaikan dolar terhadap rupiah berimbas kepada naiknya beberapa jenis komoditas sembako. \"Seperti kecap, telur, terigu, dan minyak sayur,\" ungkapnya. (jml)     FOTO: ILMI YANFA’UNNAS/RADAR CIREBON LEBIH KECIL. Penjualan tempe di Pasar Jagasatru.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: