Pemkot Cirebon Ajukan Simulasi PTM
DINAS Pendidikan Kota Cirebon sudah memulai tahapan persiapan menjelang Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang akan diadakan pada semester baru tahun ajaran 2021/2022). Tahap persiapan tersebut direalisasikan dengan pengajuan permohonan izin dari Disdik Kota Cirebon kepada Satgas Covid-19 Kota Cirebon.
Kasi Guru dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Toto Haryanto SPd MM mengungkapkan, permohonan izin kepada Satgas Covid-19 Kota Cirebon untuk mengadakan simulasi di sekolah dengan melibatkan siswa-siswi sudah dilaksanakan. “Kami sudah meminta izin untuk simulasi tanggal 21-25 Juni 2021,” ujar Toto.
Dalam simulasi tersebut, rencananya Disdik akan menekankan kepada mekanisme pembelajaran bukan belajarnya. Mulai dari masuk dari mana, cuci tangan, cek suhu, masuk ruang kelas, duduk di kelas, pembiasaan tidak ada istirahat, dan pulang ke mana.
Toto mengungkapkan, semua sekolah sudah masuk proposalnya dan sudah diajukan untuk simulasi PTM kepada Satgas Covid-19. “Kami sudah ajukan 46 SMP, lebih dari 100 SD dan beberapa TK. SD kisaran 134 sekolah negeri, dan selebihnya banyak swasta,” tambah Toto.
Dalam seminggu ke depan, proses monitoring dan evaluasi juga akan dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kota Cirebon dan Satgas Covid-19 Kota Cirebon. Pengecekan tersebut akan dilaksanakan di semua sekolah di bawah Disdik Kota Cirebon. Serta melakukan verfikasi proposal yang sudah dikirimkan.
Rencananya PTM Kota Cirebon untuk tingkat TK hingga SMP akan dimulai 12 Juli 2021. Dalam PTM tersebut siswa-siswi akan belajar maksimal 2 hari seminggu dan dua jam. Namun, penerapan ini harus menunggu keputusan wali kota.
“Rencana penerapan mudah mudahan akan langsung dilaksanakan. Kita tunggu pak wali, akan mengizinkan Satgas Covid. Ketika simulasi kepada pak wali dilaporkan, baru pak wali akan mengeluarkan surat,” terangnya.
Toto juga mengungkapkan tahun ajaran baru juga akan diimplementasikan Blended Learning dengan siswa masuk sekolah 2 hari, dan 3 hari di rumah. Dalam pembelajaran tatap muka juga siswa tidak akan dipisah dan semua rombel akan dibuka serentak.
“Sisa tiga harinya kita lakukan daring. PJJ berbasis teleconference. Sampai sekarang perpanjangan RCTV belum ada karena harus kami rapatkan. Alat-alat teleconference sudah ada di SMP dan SD,” pungkasnya. (jer)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: