Penyalahgunaan Narkoba Meningkat
BANDUNG–Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Barat (Jabar) Brigjen Pol Benny Gunawan mengatakan, penyalahgunaan narkoba di tengah pandemi Covid-19 di Jabar mengalami kenaikan. Ia menyebutkan, saat ini Provinsi Jawa Barat berstatus darurat narkoba.
Pasalnya, angka penyalahgunaan narkoba di provinsi ini mencapai 950.000 jiwa atau 1,28 persen dari total penduduk Jawa Barat, 49,94 juta jiwa.
“Kota Bandung menjadi kota pengguna tertinggi di Jawa Barat. Disusul Bogor, Sukabumi, dan Cianjur,” ucap Kepala BNNP Jabar saat hadir sebagai pembicara webinar yang digelar Resimen Mahasiswa Mahawarman Jawa Barat, Senin (14/6).
Benny menjelaskan, dengan tingginya angka peredaran dan penyalahgunaan narkoba tersebut, BNNP Jabar meminta seluruh komponen masyarakat termasuk mahasiswa, Menwa Mahawarman ikut serta memberantas narkoba.
Menurutnya, saat ini BNNP Jabar siap memberikan pembekalan kepada seluruh mahasiswa dan masyarakat tentang pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika.
“Pemberantasan penyalahgunaan narkoba harus melibatkan seluruh komponen masyarakat, termasuk mahasiswa, Menwa Mahawarman,” ucapnya.
Kepala BNNP Jabar menuturkan, dari seluruh jenis narkoba, penyalahgunaan paling banyak adalah sabu-sabu, ganja, dan ektasi. “Saat ini yang sedang berkembang adalah tembakau gorila. Meski harganya murah, namun efeknya bisa melebihi ganja,” pungkasnya.
Sementara itu, Rektor Unpas Prof Eddy H Eddy Jusuf yang juga merupakan Komandan Menwa Mahawarman Jawa Barat periode 2020-2023 mengatakan, untuk mencegah penyalahgunaan narkoba di kalangan muda, pembekalan kepada seluruh anggota dan masyarakat terkait P4GN (Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika) perlu digalakkan.
“Hal ini bukan hanya menjadi isu Indonesia tapi dunia. Setelah ini korps Menwa Mahawarman Jabar juga akan ditindaklanjuti dalam pendidikan, pelatihan P4GN yang dilakukan masif,” katanya.
Prof Eddy mengatakan, hampir seluruh elemen telah terpapar narkotika. Baik pelajar, mahasiswa, masyarakat, hingga Aparatur Sipil Negara (ASN). Oleh karena itu, harus dilakukan sosialisasi dan pembekalan agar tidak terjerumus menggunakan narkoba.
“Kita tidak bisa diam. Harus ada pendekatan perlawanan yang dilakukan secara persuasif maupun represif,” ucapnya.
Di samping pembekalan, kata dia, Menwa Mahawarman Jawa Barat juga telah melakukan tes urin untuk narkotika sebanyak 1. 000 ampul dan akan terus bertambah lagi dengan bantuan dari perusahaan lewat program CSR-nya untuk menyumbangkan ampul.
“Kami berharap, mahasiswa untuk jauhi narkotika, karena hal tersebut melemahkan kita ke depan,” katanya.
Menurutnya, pada tahun 2030, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yang akan menjadi bermanfaat. Seharusnya, demografi tersebut diisi oleh generasi unggul yang sehat dan bersih dari narkoba.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: