Alarm Bahaya! Ruangan Covid RSDGJ Nyaris Penuh, 37 Pasien Masih Antre di IGD

Alarm Bahaya! Ruangan Covid RSDGJ Nyaris Penuh, 37 Pasien Masih Antre di IGD

CIREBON - Tingkat hunian atau bed occupancy ratio (BOR) Rumah Sakit Daerah Gunung Jati (RSDGJ) untuk pasien covid 19, sudah jauh di atas 80 persen. Untuk ICU sudah 100 persen.

Bahkan saat ini, masih 37 pasien yang antre di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan menunggu ditempatkan ke ruangan yang semestinya.

Sementara manajemen RSDGJ masih mengupayakan penambahan kapasitas ruangan, meski kekurangan sumber daya manusia (SDM) tenaga kesehatan (nakes).

“ Teratai 1 dan 2, sudah mendekati 90 persen. Lantai 3 dan 1 tinggal sisa 1. Untuk isolasi maternal perinatal isolasi terisi 16 dari 24 tempat tidur,” ujar dr Siti Maria Listiawty, Wadir Pelayanan Medis dan Keperawatan RSD Gunung Jati, Kamis (17/6/2021).

Maria mengungkapkan sore ini juga, manajemen RSDGJ mempersiapkan ruangan berikutnya untuk isolasi. Sehingga antrean di IGD dapat terurai.  

“Pekan-pekan terakhir memang ada antrean pasien di IGD, karena banyaknya pasien yang masuk. Karena kita juga kan rumah sakit rujukan,” tandasnya.

Maria mengungkapkan, RSDGJ juga sudah menyiapkan satu ruangan lagi untuk dibuka. Dengan dibukanya ruangan tersebut, dan beberapa ruangan yang dalam perbaikan, akan menambah kapasitas ruang perawatan.

“Ruangan Teratai 3 dan Ruangan Prabu Siliwangi, nanti bisa menampung pasien. Untuk intensive care juga dipersiapkan penambahan,” tuturnya.

Diungkapkan dia, dari kapasitas total ruangan untuk covid-19 yang mencapai 154, terdapat 117 yang aktif digunakan. Dan sore hari ini, akan ditambah hari ini menjadi 121.

“Memang ada waiting list, tetapi bukan berarti tidak ditangani. Tetapi tetap diberi tindakan medis, hanya belum mendapatkan ruangan yang memadai,” tandasnya.

Maria menyebutkan, saat ini sudah ada 99 yang ada di ruang isolasi. Sementara total pasien covid-19 termasuk dengan yang ada di IGD mencapai 136.

Meski dapat melakukan penambahan ruangan, dia tidak memungkiri ada kendala kekurangan SDM. Dan dengan kondisi rumah sakit sekarang ini, tidak memungkinkan melakukan penambahan.

Apalagi ada beberapa masalah lain yang menyertai. Misalnya, klaim covid-19 yang belum direalisasikan oleh Kemenkes dan permasalahan terkait insentif nakes. (rdh)

Baca juga:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: