Gedung Wanita dan TAIS Dilelang Bersamaan

Gedung Wanita dan TAIS Dilelang Bersamaan

*Jadwal 9 September, Dikelola Pihak Ketiga   CIREBON– Dua aset Kota Cirebon segera dimanfaatkan. Berdasarkan jadwal, Senin (9/9) aset Gedung Wanita (GW) dan Taman Ade Irma Suryani (TAIS) segera dilelangkan kepada publik. Siapa pun yang berminat dan dapat memenuhi syarat, dimungkinkan menjadi pengelola dua aset tersebut untuk jangka waktu lebih dari 20 tahun ke depan. Hal ini disampaikan Ketua Tim Seleksi Lelang, Drs Agus Mulyadi MSi kepada Radar, Minggu (1/9). Tidak hanya satu aset yang akan dilelangkan dalam waktu dekat. Selain GW yang sudah memasuki tahap akhir kajian, TAIS yang semula akan dilelangkan setelah GW dibawa serta bersamaan pada Senin (9/9). “Itu sesuai jadwal kami. Semoga tidak ada kendala,” harapnya. Disebutkan, sebelumnya tim seleksi telah menyepakati dengan bagian perlengkapan sekretariat daerah yang menangani dan mengelola seluruh aset pemkot, agar GW didahulukan dalam pelelangan. Pasalnya, lelang dalam bentuk kerjasama pihak ketiga dari gedung pertemuan di Jl Pemuda itu, akan menjadi landasan awal untuk koreksi perbaikan di lelang TAIS. Alasan TAIS menjadi perhatian utama pemkot, karena nilai investasi untuk aset yang pernah menjadi obyek wisata andalan wilayah III Cirebon itu jauh lebih tinggi dibandingkan GW. Di samping itu, lelang GW yang mengharuskan tetap sebagai gedung pertemuan, tidak mengalami kendala berarti. Hal berbeda dengan TAIS yang membutuhkan kajian dari berbagai aspek. “Kami berhati-hati. Kesalahan pengelolaan TAIS selama 25 tahun, tidak boleh terulang,” sergah Agus. Namun, dengan kajian yang matang, tim seleksi meyakini GW dan TAIS dapat dilelangkan bersamaan pada Senin pekan depan. Kepala Bagian Perlengkapan Setda Kota Cirebon, HRM Abdullah Syukur MSi menjelaskan Wali Kota Cirebon Drs H Ano Sutrisno MM mengharapkan agar kedua aset tersebut dapat dilelangkan dalam waktu dekat dan bersamaan. Karena itu, bagian perlengkapan berkoordinasi intensif dengan tim seleksi agar segera membuat kajian keduanya dan menggelar lelang kerjasama pihak ketiga dalam waktu dekat. “Seluruh kajian dari kedua aset itu sudah ada. Saat ini tinggal administrasi TAIS belum selesai,” tukasnya kepada Radar, Minggu (1/9). Syukur meyakini, administrasi yang masih kurang dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Sebelum rencana pelelangan dilakukan pada senin pekan depan. Dikatakan Syukur, untuk kelengkapan administrasi TAIS, akan diselesaikan pada minggu ini. Dalam lelang kerjasama, tidak menggunakan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). Meskipun nilai investasinya mencapai puluhan miliar, lelang tetap digunakan dengan tatap muka dan presentasi dari setiap calon pengelola gedung wanita maupun TAIS. “Justru kami harus mengetahui persis dan mendetail, setiap langkah yang akan dibuat oleh investor terhadap dua aset itu,” jelasnya tentang alasan bertatap muka dengan calon investor. Satu hal yang justru wajib dihindari dalam LPSE. Diterangkan Syukur, lelang kerjasama dimaksud, tetap mengadposi prosedur mekanisme lelang barang dan jasa. Bagian Perlengkapan dan tim seleksi, sudah menghitung kemungkinan investor akan kembali modal. Dengan asumsi paling sederhana, investor tidak akan mendapatkan keuntungan cukup jika hanya mengandalkan terhadap gedung pertemuan di gedung wanita dan obyek wisata di TAIS. Karena itu, lanjut Syukur, atas persetujuan pemegang kebijakan tertinggi di Kota Cirebon (wali kota), investor diperkenankan menambah pemasukan tanpa mengubah bentuk dan fungsi gedung wanita, dan tanpa membuat klab malam dan tempat hiburan terlarang bagi TAIS. Selama ini, penjadwalan ulang untuk gedung wanita dan TAIS, sudah dilakukan perubahan sebanyak empat kali sejak Juli 2013. “Ini sebagai bentuk langkah kehati-hatian kami. Kedua aset itu segera dimanfaatkan dan bisa digunakan masyarakat,” ucapnya. (ysf)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: