Kota Bandung Dipastikan Tetap Gunakan Sistem PJJ

Kota Bandung Dipastikan Tetap Gunakan Sistem PJJ

DINAS Pendidikan Kota Bandung telah melakukan evaluasi terkait hasil simulasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas. Disdik menilai, dari hasil evaluasi hampir seluruh sekolah yang dipilih untuk disimulasi telah sesuai dan siap untuk menggelar PTM Terbatas.

Setidaknya ada 330 sekolah berbagai jenjang yang melakukan simulasi pada 15 Mei Lalu.

\"Kita kemarin diberi kesempatan untuk simulasi, dan berjalan sangat lancar. Sudah dipantau oleh tim gabungan, kalau kesiapaan sekolah mah, insya allah prokes sesuai regulasi, guru siap, ortu mengizinkan, dan anak-anak sudah paham apa yang harus dilakukan,\" kata Kabid Pembinaan dan Pengembangan Sekolah Dasar, Disdik Kota Bandung, Bambang Ariyanto saat diskusi secara daring, dilansir dari berita RMOLjabar Selasa (6/7)‎.

\"Tidak ada kendala, dan tidak ada isu klaster anak-anak yang terpapar,\" imbuhnya.

Semula, Disdik akan menggelar PTM Terbatas pada tahun ajaran baru yang akan dimulai bulan ini. Namun, meningkatnya kasus Covid-19 di Kota Bandung berdampak pada pembatalan PTM Terbatas.

Bambang memastikan, pembalajaran di tahun ajaran baru yang gelar 19 Juli nanti akan diselenggarakan dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).‎

\"Dengan kondisi seperti ini, maka kita PJJ, kita akan siap-siap sesuai dengan rencana oleh tim, jadi 19 Juli nanti pasi akan PJJ,\" ucapnya.

Meski begitu, pihaknya tetap akan menyiapkan desain PTM Terbatas sebagai langkah antisipatif. Pasalnya, dalam beberapa waktu ke depan, tidak menutup kemungkinan kasus Covid-19 di Kota Bandung semakin melandai. Sehingga, opsi PTM Terbatas menjadi suatu keniscayaan.‎

\"Covid-19 ini kan dinamis, nanti kalau melandai dan Satgas mempertimbangkan untuk memperbolehkan tatap muka, kita siap,\" ujarnya.

Bambang menegaskan, pihaknya telah siap untuk menggelar PJJ. Meski, pihaknya tidak menampik masih banyak hal yang harus diperbaiki untuk memaksimalkan PJJ.

\"Memang ada kendala seperti keterbatasan kuota, jaringan, tidak semua ortu memiliki smart phone, keterbatasan gadget. Ada juga terkait literasi digital, karena tidak terbiasa, termasuk kompetensi TIK guru, banyak guru yang usia 50 ini suatu kendala keterbatasan,\" ujarnya.‎‎

\"Kita sudah mengevalusi setelah satu tahun lebih kita menggelar PJJ, makanya kita akan terus maksimalkan 4 pilar, Guru, Kepsek, Siswa, dan Pengawas, agar PJJ ini berjalan dengan baik,\" tandasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: