Lagi, Sydney Lockdown sampai 16 Juli
AUSTRALIA - Penduduk Sydney harus bersabar lebih lama. Sebab, pemerintah memutuskan lockdown di ibu kota Australia tersebut diperpanjang sepekan lagi. Yaitu, hingga 16 Juli. Keputusan itu diambil Rabu (7/7) setelah mereka mendeteksi adanya 27 kasus baru Covid-19 di wilayah yang dihuni lebih dari 5 juta penduduk tersebut.
Perintah agar di rumah saja diberlakukan di Sydney sejak 26 Juni lalu. Perdana Menteri New South Wales (NSW), Australia, Gladys Berejiklian menegaskan bahwa kebijakan lockdown diambil karena adanya varian Delta yang sangat cepat penularannya. Dia ingin varian asal India itu menghilang lebih dulu sebelum lockdown dibuka.
Berejiklian menegaskan, pemerintah tidak ingin ada di situasi membuka lockdown tapi virus menyebar dan akhirnya menerapkannya sekali lagi. Siklus itu tidak boleh terus terulang dan harus diputus. “Kami ingin memastikan ini adalah lockdown terakhir sampai mayoritas penduduk kami divaksin,” tegas Berejiklian seperti dikutip BBC.
Saat ini penduduk Australia yang sudah divaksin lengkap dua dosis kurang dari 10 persen dari total populasi. Mereka saat ini membutuhkan tambahan suplai vaksin korona, terutama Pfizer-BioNTech.
Meski angka vaksinasi rendah, kasus di Australia tidak seberapa tinggi. Sejak pandemi, hanya ada 31 ribu kasus dan 910 kematian di negara tersebut. Pandemi bisa terkendali karena pemerintah menerapkan lockdown lokal. Setiap kota yang mengalami kenaikan kasus bakal dikuntara agar tidak menular ke kota lainnya.
Australia secara umum juga menutup pintu perbatasan internasionalnya. Beberapa bulan terakhir mereka menerapkan travel bubble dengan Selandia Baru. Khusus wilayah NSW, kebijakan itu dihentikan sementara hingga situasi kondusif. Meski langkah Australia itu berhasil, beberapa pihak mempertanyakan sampai kapan mereka akan memutus koneksi dengan negara lain demi menghindari Covid-19.
Beberapa negara dengan angka vaksinasi tinggi kini mulai membuka diri. Sebut saja Inggris, Amerika Serikat, Singapura, Israel, dan Islandia. Mereka mulai menyusun rencana untuk bisa menerima kedatangan internasional. Dengan catatan, khusus bagi mereka yang sudah divaksin.
Salah satu yang bakal menguji coba adalah Bandara Heathrow di London, Inggris. Hanya ada dua maskapai yang akan beroperasi, yaitu British Airways dan Virgin Atlantic. Penumpang wajib mengunggah bukti vaksin lengkap sebelum keberangkatan. Negara yang bakal diperbolehkan masuk masih terbatas.
Vaksin memang tidak bisa mencegah penularan, tapi setidaknya bisa menghindari keparahan dan kematian. Berdasar hasil penelitian Pusat Nasional Penyakit Menular (NCID) Singapura dan Kementerian Kesehatan Singapura, vaksin Covid-19 mampu memberikan perlindungan 69 persen terhadap varian Delta. Mereka meneliti sekitar seribu kasus mulai September 2020 hingga akhir Mei tahun ini.
’’Efektivitas vaksin terhadap keparahan penyakit akibat Covid-19 yang membutuhkan bantuan oksigen, dirawat di ICU, ataupun kematian adalah 93 persen,’’ terang Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung kepada The Straits Times.
Sementara itu, Pemimpin Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Myanmar Aung San Suu Kyi dikabarkan telah divaksin lengkap. Hal itu diungkapkan oleh pengacaranya. Tapi, tidak dipaparkan vaksin apa yang didapatkan dan juga kapan prosesnya dilakukan. Sejak ditangkap saat kudeta awal Februari lalu, Suu Kyi jarang tampil di depan umum.
Angka vaksinasi di Myanmar masih rendah. Baru 2,8 persen dari 54 juta populasi di Myanmar yang sudah divaksin penuh. Penularan di negara yang karut-marut karena kudeta itu melonjak tajam. Selasa (6/7) angka penularan hariannya mencapai 3.602 kasus. Di Naypyidaw, makan di restoran dilarang sejak awal pekan ini. Tiongkok bahkan memperketat perbatasannya dengan Myanmar karena takut virus menyebar. Kota Ruili, Tiongkok, kini di-lockdown gara-gara adanya penularan dari Myanmar.
Sementara itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menambah daftar obat untuk pasien Covid-19. WHO merekomendasikan tocilizumab. Itu adalah obat untuk artritis atau radang sendi yang biasa dijual dengan nama Actemra. Perusahaan farmasi asal Swiss, Roche, menjadi satu-satunya produsen tocilizumab di dunia.
Satu lagi adalah Kevzara yang diproduksi perusahaan farmasi asal Prancis, Sanofi. Obat tersebut, jika diresepkan bareng dengan obat kortikosteroid, bisa menyelamatkan nyawa pasien Covid-19.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: