Kedepankan Social Value, Beasiswa BRI Wujudkan Mimpi Anak Petani
Jakarta – Firdaus Bazyli Azariel Rampius selalu merasa bangga saat menatap foto dirinya yang berpose sambil memegang map ijazah bertuliskan Universitas Gadjah Mada (UGM). Berkat kerja keras dan dukungan beasiswa dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dia bisa meraih gelar sarjana dari salah satu universitas negeri bergengsi itu.
Bazyl panggilan akrabnya, hanyalah pemuda biasa asal Sekayu, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Kuliahnya di Jurusan Akuntansi UGM semakin lancar lantaran Bazyl meraih Beasiswa Nusantara Cerdas untuk mahasiswa S1 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang bekerjasama dengan BRI serta pihak kampus.
Beasiswa yang dikhususkan bagi mahasiswa S1 di perguruan tinggi negeri terkemuka di Indonesia itu, diberikan kepada putra-putri terbaik Indonesia dari daerah Terluar, Terpencil, serta Terdepan (3T) di Tanah Air.
Bazyl mengakui dirinya sudah mengincar beasiswa sejak awal masuk kuliah di UGM pada 2014. Kondisi ekonomi keluarga Bazyl yang mendorong keinginan besar tersebut. “Saya 4 bersaudara, saya anak ke-3. Orang tua saja petani karet di Sekayu sana,” kata Bazyl.
Tekadnya sangat kuat untuk berkuliah ‘gratis’ alias memanfaatkan beasiswa. Dia menyiapkan berbagai dokumen yang dibutuhkan sebagai prasyarat beasiswa. Bazyl bahkan mengajukan beasiswa ke beberapa lembaga.
Namun, di awal kuliah nasib mujur belum menghampirinya. Kabar baik baru datang ketika Bazyl memasuki semester II pada 2015. Kampusnya mengumumkan ada 4 mahasiswa mendapat beasiswa dari BRI, termasuk Bazyl.
Untuk mendapatkan beasiswa dari BRI, Bazyl harus melalui berbagai tahap seleksi. Dengan kebulatan tekad dia akhirnya resmi mendapatkan beasiswa pada 2015 hingga lulus kuliah. Bazyl sangat bersyukur, BRI menanggung seluruh biaya kuliah sejak masuk UGM.
“Semua biaya kuliah di cover oleh BRI mulai dari biaya UKT, uang skripsi termasuk laptop. Saya akhirnya daftar, lalu saya di-interview oleh pihak BRI, Alhamdulillah lulus. Uang kuliah semester satu juga diganti oleh BRI jadi full dari semester satu akhir dibiayai oleh BRI,” ungkapnya.
Tak hanya itu, BRI juga memberikan Bazyl uang saku yang nominalnya lebih dari cukup untuk membiayai kebutuhan hidup selama kuliah di Yogyakarta. Uang saku dipakai demi memenuhi kebutuhan makanan, membeli buku dan lainnya.
Dalam pencairan dana beasiswa, Bazyl mengaku tidak kesulitan. Setiap bulan uang saku dikirim tepat waktu. Melalui program beasiswa itu pun, dia mendapatkan orang tua asuh yakni salah satu dosen di kampusnya yang telah ditunjuk BRI. Orang tua asuh memantau perkembangan Bazyl. Khususnya di bidang akademik.
Lulus Cumlaude
Dengan pemantauan orang tua asuh dan kerja keras yang ditunjukkan Bazyl, dirinya lulus tepat waktu. Bazyl pun meraih IPK yang memuaskan di angka 3,70 – menyandang predikat Cumlaude.
Bazyl adalah salah satu contoh anak negeri yang brilian. Setelah lulus dari universitas dia memutuskan untuk berkontribusi di BRI secara langsung. Bermula pada 2019, BRI membuka Program Pengembangan Staf (PPS) BRI semacam program management training untuk merintis karir di BRI.
Bazyl memutuskan berkarir di BRI tanpa paksaan. Menurutnya selama mendapatkan beasiswa, pihak BRI tidak mewajibkan penerima kelak harus mengabdi pada bank BUMN tersebut. Tetapi, kata Bazyl, berkarya di BRI adalah panggilan hatinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: