Pelaku Video Hoax Penyekatan Krucuk Jebol dan Pasar Jagasatru Rusuh Ternyata Orang yang Sama

Pelaku Video Hoax Penyekatan Krucuk Jebol dan Pasar Jagasatru Rusuh Ternyata Orang yang Sama

CIREBON - IS (31) ternyata pembuat dan penyebar dua video hoax terkait PPKM darurat di Kota Cirebon. Dia yang menyebarkan unggahan penyekatan Krucuk jebol.

IS juga diketahui, yang menyebarkan video hoax Pedagang Pasar Jagasatru ricuh akibat PPKM. Hal itu diketahui dari hasil penyidikan Reskrim Polres Cirebon Kota.

Pria kelahiran Bandung, 7 Maret 1990 itu, merupakan karyawan sebuah BUMN ternama. Namun yang bersangkutan rupanya terobsesi menjadi youtuber.

Dilihat Radar Cirebon dari Akun Youtube yang bersangkutan, dia memiliki 240 subscribers dengan jumlah video di-upload mencapai 60-an.

Sementara video Pasar Jagastru Ricuh akibat PPKM sudah dihapus. Diketahui, IS juga yang menyebarkan video dengan judul: Penyekatan Taman Kerucuk Cirebon Jebol #shorts.

Dua video ini, memang memiliki rata-rata penonton jauh lebih banyak dari unggahan IS lainnya yang hanya puluhan.

Rata-rata, unggahan di channel ini hanya berupa cover lagu. Setelah mengunggah video penyekatan yang dijebol, penontonnya melonjak. Begitu juga setelah mengunggah video Pasar Jagasatru.

Video penyekatan Krucuk jebol sebenarnya sudah diluruskan oleh Kasatlantas Polres Cirebon Kota, AKP La Ode Habibi Ade Jama. Disebutkan bahwa penyekatan bukan jebol, melainkan dibuka oleh petugas.

Sedangkan video Pasar Jagasatru yang disebut ricuh, kejadiannya bukan di Cirebon melainkan di Aceh.

Kepada polisi, IS mengaku menyebarkan video tersebut karena ingin menaikan jumlah viewers dan subscribers akun Youtube miliknya.

\"Saya enggak tahu kejadiannya di mana, saya unggah video itu untuk naikin jumlah subscribe dan viewers,\" ungkap dia.

Dia merasa caranya berhasil karena saat mengunggah video penyekatan Taman Krucuk Jebol viewersnya meningkat menjadi 2.200-an. Kemudian meningkat lagi di video Pasar Jagastru.

Kasatreskrim Polres Cirebon Kota, AKP I Putu Hasti Hermawan mengungkapkan, tindakan yang bersangkutan menyebarkan hoax sangat berbahaya.

Apalagi di tengah situasi PPKM. Kemudian, video yang diunggah tidak sesuai dengan situasi sesungguhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: