SDN I Keduanan Ambruk

SDN I Keduanan Ambruk

Sudah Dua Kali Diajukan, Tak Pernah Ada Rehab DEPOK - Karena kondisi bangunan yang sudah rapuh dimakan usia, gedung SDN I Keduanan yang terletak di samping Balai Desa Keduanan Kecamatan Depok ambruk. Dari pantauan Radar di lokasi sekolah, Senin (1/11) tampak puing-puing bangunan yang ambruk belum dibersihkan. Dari tiga ruang kelas, dua ruang kelas, atap dan temboknya ambruk. Sekolah ini ambruk kemarin malam  sekitar pukul 21.00. Kejadian tersebut tidak ada korban jiwa. Saat ambruk, di Balai Desa Keduanan yang letaknya di samping bangunan sekolah itu, sedang ada kegiatan rapat pemerintah desa dengan masyarakat. ”Malam itu kami sedang rapat, tiba-tiba bangunan sekolah ambruk, kami kaget karena suara bangunan ambruk keras sekali,” jelas Kuwu Keduanan, Teja Rachman didampingi tokoh masyarakat, Durajat (50) kepada Radar. Menurutnya, kondisi gedung  SDN I Keduanan sebenarnya sudah memprihatinkan dan harusnya sudah direhab. ”Terus terang bangunan SDN 1 Keduanan belum pernah direhab sejak berdirinya, makanya kita mengusulkan ke Musrenbang dan diajukan ke pihak kecamatan. Katanya, SDN I Keduanan masuk skala prioritas untuk direhab tahun 2010, tapi kenyataannya tidak ada kejelasan, sampai bangunan sekolah ambruk,” jelasnya. Maka dari itu pihaknya mengharapkan ada perhatian dari pemerintah untuk segera membangun sekolah SDN I Keduanan, karena masyarakat mengeluh dan khawatir  belajar mengajar siswa terganggu. ”Warga sudah banyak yang mengeluh, kami minta pihak pemerintah segera membangun kembali bangunan sekolah SDN I Keduanan,” katanya. Sementara Kepala  SDN I Keduanan Moh Saleh didampingi guru SDN I Keduanan Suyanto kepada Radar, mengaku gedung sekolah yang ambruk itu kondisinya sudah rusak parah dan memprihatinkan. “Sejak saya tugas disini,  sudah 2 kali membuat proposal pengajuan rehab bangunan SDN I Keduanan, terakhir awal tahun 2010, pengajuan kita sampai sekarang belum ada realisasi,” jelasnya. Menurutnya, bahwa bangunan sekolah yang ambruk adalah  2 ruang kelas, yang ditempati kelas 4 dan kelas 5. “Sekarang untuk siswa kelas 4 pindah ke sekolah Madrasah, sebelumnya kelas 4 ada dua kelas, sekarang digabung menjadi satu kelas, jumlah muridnya lebih dari 60 anak,” katanya. Sedangkan untuk siswa kelas 5 dipindah ke ruang kelas yang sebelumnya dipakai kelas 3, sedangkan kelas 3 pindah ke sekolah Madrasah. Diakuinya, bahwa ambruknya bangunan SDN I Keduanan sangat mengganggu  kegiatan belajar mengajar siswa. (ugi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: