Lagi, Pernyataan Maruf Amin Jadi Sorotan, Kali Ini Soal Wafatnya Ulama

Lagi, Pernyataan Maruf Amin Jadi Sorotan, Kali Ini Soal Wafatnya Ulama

JAKARTA - Pernyataan Wakil Presiden, KH Maruf Amin, kembali jadi sorotan. Padahal, wapres hanya mengutip hadist untuk berbela sungkawa atas seorang ulama yang wafat.

\"Meninggalnya seorang ulama adalah musibah yang tak tergantikan, sebuah kebocoran yang tak bisa ditambal, laksana bintang yang padam. Meninggalnya satu suku lebih ringan dari meninggalnya satu orang ulama.\"

Demikian disampaikan wapres, mengutip HR al-Thabrani dalam Mujam al-Kabir dan al-Baihaqi dalam Syu\'ab al-Iman dari Abu Darda\'.

Atas pernyataan tersebut, Juru Bicara Wakil Presiden, Masduki Baidlowi meluruskan pernyataan yang dimaksud. Apalagi, telah menjadi sorotan di media sosial.

Dia menegaskan, Wapres tidak bermaksud merendahkan siapapun. Sebab, itu adalah kutipan hadis dan bukan pernyataan pribadi wapres.

Masduki mengatakan maksud dari hadis itu bukan merendahkan wafatnya satu kabilah. Hadis itu, sambung Masduki, semata-mata sebagai ungkapan ilustratif atau kiasan untuk menghargai sosok ulama dan ilmuwan di tengah masyarakat.

\"Wafatnya orang satu suku atau satu kabilah jelas sebuah musibah besar, sebuah kehilangan besar, dan wafatnya seorang ulama adalah musibah yang jauh lebih besar. Demikian pemaknaannya. Jadi, sama sekali bukan untuk merendahkan peristiwa wafatnya orang satu suku,\" ujar Masduki.

\"Jangankan kehilangan nyawa satu suku, dalam Islam, kehilangan satu nyawa saja adalah sebuah catatan serius. Tidak mungkin direndahkan. Maka satu dari lima tujuan utama syariah atau maqashidus syari\'ah adalah menjaga jiwa (hifdhun nafs). Surat Al Maidah ayat 32 menyatakan, siapa yang membunuh satu orang secara tidak sah, setara dengan membunuh seluruh manusia,\" imbuh Masduki. (yud/dtc)

Baca juga:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: