Gerakan Kaki Seribu untuk Anak Difabel
LEMAHWUNGKUK- Sejumlah anak difabel atau berkebutuhan khusus menerima bantuan kaki palsu, Senin (9/9). Pemberian bantuan kaki palsu ini merupakan serangkaian kegiatan sosial yang digelar Yayasan Harapanku dalam rangka program \"Kaki Seribu\" bekerja sama dengan SRC Hongland (Sebuah yayasan kaki palsu di Belanda). Pendiri Yayasan Harapanku DR Chandra Lukita SE MM mengatakan, program \"Kaki Seribu\" ini bertujuan untuk membantu anak-anak difabel, khususnya ortopedi yang membutuhkan kaki palsu. \"Banyak anak-anak difabel yang membutuhkan kaki palsu. Gerakan kaki seribu ini dikhususkan anak usia 2-10 tahun yang memerlukan bantuan kaki palsu jenis ortotik,\" ujarnya. Yayasan Harapanku merupakan salah satu yayasan yang memfokuskan perhatian pada kaum difabel. Dalam kegiatannya, yayasan ini membuat kaki palsu sejak 2002. Lebih dari 500 pasien dari seluruh Indonesia kini telah tertolong. \"Kegiatannya sudah berjalan sejak 1997, baru dibentuk yayasan tahun 2002. Pembuatan kaki palsu ada dua macam, yakni ortotik (penyangga, red) untuk pasien difabel sejak lahir seperti polio. Serta kaki palsu jenis prostetik untuk pasien difabel seperti amputasi karena kecelakaan,\" lanjut Chandra. Salah satu pasien yang menerima bantuan kaki palsu adalah Wiwit Rosmawati. Kaki sebelah kiri Wiwit terpaksa diamputasi karena kecelakaan yang dialaminya beberapa tahun lalu. Warga asal Pegambiran ini sangat berterima kasih dengan adanya program kaki palsu yang digelar Yayasan Harapanku. Meski tertatih-tatih, kebahagiaan terlihat di wajah Wiwit. Dia mencoba kaki palsu setelah diukur oleh Mr Gerrit dari SRC Hongland. \"Dengan kaki palsu yang didapatnya kelak bisa menjalankan kehidupan dengan normal,\" harapnya. Tak hanya Wiwit, ada juga penderita difabel yang lain, Dani namanya. Dani difabel sejak dilahirkan. Berbagai usaha ditempuh Dani demi mendapat kaki palsu yang terbilang cukup mahal. Impiannya akhirnya diwujudkan oleh Yayasan Harapanku. Chandra menambahkan, seluruh biaya dalam pembuatan kaki palsu ini disesuaikan dengan kemampuan pasien. \"Seperti Dani, dia kita bantu full. Kalau ada yang bayarpun, tidak seberapa, dan itu akan disubsidi silang,\" tambahnya. Dengan program “Kaki Seribu” ini, Chandra berharap, agar kaum difabel bisa terbantu. \"Banyaknya saudara-saudara kita yang bernasib seperti Dani, dengan bantuan kaki palsu ini agar mereka bisa \'bangkit\' kembali dan melanjutkan perjalanan hidupnya dengan lebih bersemangat,\" harap Chandra. (mik)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: