Track Record Pengelola Pabrik Es Bermasalah
*Pabrik Es Mandeg karena Tak Serius GEBANG- Pembangunan pabrik es PPI Gebang Mekar yang menelan dana Rp2 miliar disinyalir tak serius dikelola pihak ketiga. Tokoh nelayan Desa Gebang Mekar H Dade mengungkapkan, pihak pengelola pabrik es tersebut bermasalah. Sebab, pengelola pabrik es adalah pihak yang mengerjakan pembangunan fisik pabrik tersebut. Track record pihak pengelola juga cukup buruk. Hanya saja, pihak ketiga tersebut selalu digunakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan untuk mengerjakan berbagai proyek. ”Kita lihat saja track record-nya pemborong itu. Pertama dalam pembangunan pabrik es itu saja masa pengerjaannya lebih dari apa yang telah dijadwalkan. Terus waktu pembuatan break water juga melebihi waktu pengerjaan yang telah ditetapkan. Saya sarankan diskanla harus pandai-pandai memilih rekanan, dan yang kurang memuaskan harus di-black list,” bebernya, kepada Radar. Dade menduga, penyebab bangkrutnya pabrik es PPI Gebang Mekar adalah tidak tertutupinya biaya operasional. Indikasi ini menguat setelah dirinya mendapat informasi bahwa, pabrik es tersebut tidak mampu membayar tagihan listrik yang mencapai Rp150 juta. “Sekarang untuk pemasukkannya saja setiap hari itu cuma Rp350 ribu. Itu kotor, belum biaya-biaya yang lain. Terus juga itu produksinya setiap hari hanya 20 ton. Pastinya jelas akan rugi, karena kalau nggak mau rugi itu harus produksinya minimal harus 60 ton,” tuturnya. Bila pengelola serius, kata dia, mestinya bisa memacu produksi minimal 60 ton untuk membuat pabrik es terus beroperasi dan memberikan keuntungan. Sementara itu, Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Cirebon Hj Yuningsih mengaku, lembaga legislatif tidak pernah pernah dilibatkan dalam pembangunan pabrik es di PPI Gebang. Selain itu, pihaknya sering kali mengingatkan jika ada program yang ditawarkan atau mencari program dari pusat untuk pemerintah daerah dalam segi pembangunan agar selalu melihat kondisi di lapangan kebutuhan apa yang dibutuhkan para nelayan. “Okeh lah mencari program, tapi tetap jangan lupa buttom up. Artinya mendengarkan keluhan yang di bawah masyarakat dan mengajak masyarakat untuk berdikusi, jangan asal ambil program. Memang tujuannya baik untuk pembangunan, tapi kalau tidak berfungsi sangat sayangkan sama saja menghambur-hamburkan uang. Kami dilibatkan ketika program itu sudah meluncur,” ujar Yuningsih, saat dihubungi melalui sambungan selularnya. Dia mengaku, kaget saat pembangunan pabrik es di PPI gebang dengan menyedot dana Rp2 miliar ternyata tidak berfungsi. Padahal pabrik es yang pertama di sebelah timur sudah ada, tapi baru satu bulan sudah mangkrak. Tapi membuat pabrik es baru. “Kita sudah sikapi berkali-kali bahkan kunjungan melihat pabrik es sampai tiga kali,” terangnya. Sekretaris DPC PKB Kabupaten Cirebon itu juga menilai, program pembuatan pabrik es yang dimiliki Dinas Perikanan dan Kelautan tersebut tidak tepat guna. Sebab, pembangunan pabrik es bukan menjadi skala prioritas. Artinya hal ini sama saja mengumbar fitnah. “Tapi kami harap ada hikmah di balik kejadian ini,” tuturnya. (den/sam)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: