Posko Oksigen Tetap Dibutuhkan, Meski BOR Terus Turun
Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 di Jawa Barat terus mengalami penurunan sejak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diterapkan pada 3 Juli 2021 lalu.
Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Jabar, Setiawan Wangsaatmaja mengatakan, angka BOR di Jabar saat ini sebesar 26,60 persen. Angka tersebut menjadi yang terendah sejak PPKM diterapkan.
“BOR kali ini merupakan titik terendah sejak PPKM diterapkan,” ucap Setiawan di Gedung Sate, Kota Bandung, Sabtu (201/8).
Meski BOR terus menurun, kata Setiawan, ketersediaan oksigen tetap perlu dijaga. Sebab, sampai saat ini masih ada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit ataupun menjalani isolasi mandiri (isoman).
“Masyarakat yang masih dirawat di rumah sakit angkanya mencapai 4.493 orang, yang tinggal di pusat isolasi saat ini 5.008 orang, dan juga di pusat isolasi desa kelurahan 3.800 orang, dan solasi mandiri di rumah-rumah ada 43 ribu orang,\" katanya.
Dikutip dari berita RMOLJabar, Setiawan mengatakan bahwa keberadaan Posko Oksigen Jabar atau Poskibar masih dibutuhkan.
“Posko-posko oksigen masih diperlukan, ini untuk bersiap-siap apabila memang ada masyarakat yang membutuhkan,” ungkapnya.
“Intinya bahwa apa yang telah terkumpul ketika kami membentuk posko oksigen dengan status 19 Agustus 2021 sampai saat ini sudah megumpulkan sekitar 388 ton per hari, kalau kita bandingkan dengan pasien yang dirawat RS posisi saat ini kita surplus,” tambahnya.
Setiawan melaporkan, kasus aktif di Jabar saat ini berada di angka 52 ribu. Sedangkan tingkat kesembuhan pasien Covid-19 terus meningkat yakni 90,28 persen. Sedangkan angka kematian sebesar 1,78 persen.
“Kasus aktif adalah persentase antara kasus aktif harian dibagi dengan kasus terkonfirmasi, Alhamdulillah terus menurun,” tandasnya.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: