Kampus 2 STIKKU RS Ciremai Tuntaskan Vaksinasi

Kampus 2 STIKKU RS Ciremai Tuntaskan Vaksinasi

CIREBON - Kampus 2 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan (STIKKU) Rumah Sakit Ciremai Cirebon kembali melakukan vaksinasi terhadap masyarakat umum, Senin (23/8). Program vaksinasi kedua yang digelar oleh Kampus 2 STIKKU RS Ciremai ini rencananya akan berlangsung sampai dengan hari Jumat (27/8) mendatang.

Koordinator Kampus 2 STIKKU RS Ciremai, H Kanapi SKep Ns MKes mengatakan, pihaknya mendukung upaya pemerintah dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19 dan juga mempercepat terbentukanya kekebalan kelompok (herd immunity) di tengah masyarakat. Di hari pertama pelaksanaan vaksinasi, sebanyak 700 dosis vaksin Sinovac.

Alhamdulillah, antusias masyarakat yang ingin divaksin cukup tinggi. Terbukti dengan banyaknya masyarakat yang datang. Sehingga, kita juga harus membagi pelayanannya di beberapa titik,” ungkapnya.

Kanapi menjelaskan, program vaksinasi tahap kedua ini terlaksana berkat kerja sama dengan Denkesyah 03.04.03 dan Kodim 0614 Kota Cirebon. Untuk relawan vaksinatornya sendiri, pihaknya menggandeng tenaga kesehatan dari RS Ciremai dan juga Denkesyah 03.04.03, serta sejumlah mahasiswa Kampus 2 STIKKU RS Ciremai.

Ketua STIKKU, H Abdal Rohim SKp MH menyampaikan terima kasih kepada Kodim 0614 Kota Cirebon yang telah mempercayakan Kampus 2 STIKKU RS Ciremai untuk menggelar vaksinasi bagi masyarakat umum di Kota Cirebon. Selain itu, dirinya juga mengapresiasi usaha dan kerja keras dari panitia yang menggelar vaksinasi dengan lancar, aman dan tertib. Serta memperhatikan protokol kesehatan dengan sangat ketat.

“Kami sangat menyambut baik program program pemerintah. Kami juga ikut berkontribusi untuk mendorong seluruh lapisan masyarakat untuk  melakukan vaksinasi,” ucapnya.

Sementara itu, Dansatgas Vaksin Kota Cirebon, Letda Ckm Didik Gunarso AmdSKep mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi peran serta mahasiswa Kampus 2 STIKKU RS Ciremai dengan menjadi relawan vaksinator. Melalui kegiatan vaksinasi tersebut, mahasiwa bisa mendapatkan ilmu dan pengalaman secara langsung sebagai tenaga kesehatan.

“Selain itu, para dosen yang bertindak sebagai pembimbing juga bisa mengkonversikan kegiatan ini sebagai realisasi penngabdian kepada masyarakat,” pungkasnya. (awr/adv)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: