Gubernur Jawa Barat Instruksikan Pengawasan Puncak Bogor dan Dipatiukur Bandung Diperketat

Gubernur Jawa Barat Instruksikan Pengawasan Puncak Bogor dan Dipatiukur Bandung Diperketat

BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memastikan akan melakukan pengawasan disejumlah titik yang terindikasi ada kerumunan akibat euforia warga yang berpotensi terhadap peningkatan kasus Covid-19.

Dia menyebutkan, kawasan Puncak Bogor dan Dipatiukur Kota Bandung akan menjadi fokus pengawasan dengan melibatkan TNI, Polri serta Satpol PP.

\"Jadi memang terindikasi ada euforia, terpantau dua kawasan Puncak dan Dipatiukur,\" katanya saat jumpa pers virtual, Jumat (3/9).

Untuk Puncak Bogor, lanjut dia, Polda Jabar mulai hari ini sudah memberlakukan penerapan ganjil-genap selama tiga hari kedepan.

Ganjil-genap juga berlaku di Kota Bandung tepatnya di semua pintu masuk tol untuk kendaraan di luar plat D.

\"Antisipasi kita akan lakukan ganjil-genap oleh Polda Jabar mulai hari ini sampai minggu. Kemudian, di Bandung Raya untuk tamu-tamu yang platnya bukan plat D itu dilakukan juga ganjil genap,\" imbuhnya.

Pria yang biasa disapa Kang Emil ini mengungkapkan bahwa akan ada petugas yang melakukan razia restoran maupun kafe di kawasan Dipatiukur. Dari laporan yang ia terima, banyak restoran yang tidak memenuhi pembatasan kapasitas pengunjung dan terjadi full kapasitas.

\"Akan dilakukan razia-razia untuk restoran-restoran dan cafe yang tidak memenuhi pembatasan kapasitas sehingga menimbulkan full capacity,\" ujarnya.

Kawasan Puncak Bogor dan Dipatiukur Bandung sebelumnya sempat menjadi perhatian publik karena ada kerumunan warga di tengah pandemi Covid-19 yang masih terjadi.

Warga dianggap euforia karena merasa pandemi sudah terkendali karena banyak kab/kota level PPKM-nya turun menjadi lebih baik dan BOR rumah sakit yang saat ini ada posisi belasan persen.

Padahal angka kematian nasional akibat Covid-19 masih diatas angka global bahkan bertahan sejak setahun lalu. 

Ridwan Kamil berkali-kali meminta warga tetap waspada menjalankan protokol kesehatan. Para aparat keamanan di kabupaten/kota pun diminta menggelar operasi prokes di titik- titik rawan. \"(Euforia) tentu tidak kita harapkan karena kita sedang berproses,\" ujar Kang Emil.

Pada kesempatan itu, dia melaporkan, per 3 September 2021 tingkat keterisian pasien Covid-19 di rumah sakit atau BOR Jawa Barat ada di posisi 15,38 persen. Kasus aktif kini mencapai 16.724 orang atau kedua tertinggi setelah Jawa Tengah.

\"Kemudian risiko tinggi sudah tidak ada, mayoritas risiko rendah yaitu kuning,\" katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: