Faktor Penting Atasi Masalah Kesehatan, Sekda Jabar: Kolaborasi

Faktor Penting Atasi Masalah Kesehatan, Sekda Jabar: Kolaborasi

BANDUNG – Dalam mengatasi persoalan kesehatan di Jawa Barat, dibutuhkan kolaborasi semua pihak, mulai dari pemerintah, komunitas, sampai dengan masyarakat.

Hal demikian disampaikan oleh  Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja saat menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Kesatuan Gerak PKK Bangga Kencana dan Kesehatan Tim Penggerak PKK via konferensi video dari Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung, Selasa (14/9).

“Tadi bentuk sinerginya sudah terlihat. Jadi ada Tim Penggerak PKK, Dinas Kesehatan, BKKBN, DP3AKB sebagai bentuk bagaimana sinergi ini terjadi,” kata Setiawan.

Menurut Setiawan, pandemi Covid-19 secara tidak langsung berdampak pada pelayanan kesehatan masyarakat. Salah satunya, kegiatan Posyandu terhambat yang berdampak pada pelayanan imunisasi balita dan anak-anak.

Maka, pihaknya mendorong Tim Penggerak PKK untuk kembali menggelar imunisasi di Posyandu secara rutin dengan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes). Hal itu bertujuan untuk menekan angka kasus campak, polio dan stunting.

“Sekarang harus ada gerakan lagi. Supaya terkait dengan stunting, imunisasi anak yang rutin dan permasalahan kesehatan lain itu harus ada gerakan-gerakan untuk mengingatkan kembali. Kalau tidak, akan tertinggal,\" ucapnya.

Setiawan berharap dengan adanya kembali gerakan-gerakan pelayanan kesehatan masyarakat, perbaikan gizi ibu hamil, wanita usia subur dan anak balita yang merupakan investasi penting bagi masa depan bangsa terjamin.

Selain itu, Setiawan menekankan pentingnya 12 indikator Keluarga Sehat berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Mulai dari program Keluarga Berencana sampai bayi mendapat imunisasi dasar lengkap.

Sementara, Ketua TP-PKK Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil mengungkapkan, kader PKK memiliki peran penting dalam menjalankan program-program pemerintah yang berfokus pada kesejahteraan dan kesehatan keluarga.

“Diharapkan mampu menggerakkan potensi seluruh kader sampai tingkat linier pangan. Yang langsung berinteraksi dan melayani masyarakat juga keluarga-keluarga di Jawa Barat,” kata Atalia.

“Juga dalam kaitannya dengan bagaimana layanan dan gizi masyarakat itu juga harus kita fokuskan kembali. Termasuk pemantapan keluarga berencana yang menyasar pada pasangan usia subur sebagai peserta KB,” pungkasnya. (jun)

Baca juga:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: