Warga Protes Irigasi Tol Cikapa

Warga Protes Irigasi Tol Cikapa

  *Air Bisa Tersumbat, Sebelah Selatan Kabanjiran dan Utara Kekringan MAJALENGKA – Tokoh masyarakat Desa Jatisura, Kecamatan Jatiwangi, Rabu (18/9) siang mendatangi gedung DPRD Majalengka. Kedatangan mereka beserta Kepala Desa Jatisura Ginggi S Hasyim ini, guna menyampaikan keluhan mereka atas infrastruktur irigasi rencana proyek pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan (Cikapa) yang melintas desa mereka. Kedatangan mereka disambut langsung Ketua DPRD Majalengka H Surahman SSos yang kebetulan sedang berada di lobi gedung dewan. Hingga akhirnya empat orang tokoh masyarakat Jatisura ini menyampaikan keluh kesahnya di ruangan kerja Ketua DPRD. Raskim, Ketua Kelompok Tani (Poktan) Blok Solod Desa Jatisura mengungkapkan, jika rencana pembangunan jalan tol yang tengah dalam proses tersebut, dikhawatirkan bisa merusak lingkungan dan ekosistem kawasan pertanian di desa mereka, dengan tidak memadainya infrastuktur irigasi yang menghubungkan sungai-sungai kecil antara kawasan yang dibelah jalan tol. “Kawasan yang dibelah oleh jalan tol sebagian besar adalah area pertanian yang mengandalkan pengairan dari irigasi. Kalau infrastruktur irigasi di jalan tol itu tidak sesuai standar, maka daerah sebelah utara yang dilewati jalan tol terancam akan kekeringan, dan sebaliknya daerah sebelah selatan akan tergenang, karena aliran airnya tersumbat,” ujar dia, dibenarkan Didi, ketua Poktan Blok Haurpayung. Sedangkan, Kades Ginggi menilai, jika rencana pembangunan jalan tol yang membelah desanya ini mencakup pertanian seluas kurang lebih 175 hektare. Dengan demikian, jika infrasturktur irigasi jalan tol itu tidak memadai, maka area pertanian seluas 75 hektare tersebut dikhawatirkan akan menjadi tidak produktif. Sedangkan, warga desanya yang menggantungkan perekonomian hidupnya pada sector pertanian berjumlah mayoritas dan diperkirakan mencapai ribuan kepala keluarga. “Bayangkan jika kekhawatiran kami itu terjadi, berapa banyak warga petani yang kehilangan mata pencaharian akibat sawah di desa kami tidak produktif,” keluhnya, dibenarkan Kaur Ekbang Desa Jatisura Adung. Dia menyebutkan, gorong-gorong irigasi yang diharapkan bisa dibangun untuk melancarkan aliran air tersebut bisa dibangun dengan panjang dan lebar 2 meter persegi, dan dibuat pada sejumlah aliran irigasi dan sungai kecil di sepanjang jalur jalan tol. Namun, realisasi di lapangan ternyata rencana pembangunan gorong-gorong irigasi itu hanya seluas 50 sentimeter persegi saja, dan jumlahnya pun hanya beberapa buah saja. “Kalau luasnya sempit, nanti perawatannya pasti sulit jika sewaktu-waktu gorong-gorong itu tersumbat,” ujarnya. Menurutnya, pihak desa pernah beberapa kali mencoba berkomunikasi dengan pihak yang membangun jalan tol itu. Namun, tidak menemukan jawaban yang memuaskan, sehingga warga sepakat untuk mengadukan keluhan mereka ini kepada wakil rakyat di DPRD Majalengka. “Kita pernah coba mengomunikasikan permasalahan ini sebelumnya kepada pihak yang membangun jalan tol, tapi tidak mendapat tanggapan. Jadi, jalan terakhir kita mengadu ke DPRD sebagai wakil dari rakyat,” tegasnya. Sementara itu, Ketua DPRD Surahman yang mendapatkan aduan ini segera melakukan klarifikasi dengan sejumlah pihak yang terkait dengan pembangunan jalan tol Cikapa ini. Namun, untuk lebih transparannya penyampaian aspirasi masyarakat petani tersebut, Surahman berencana segera akan memangendakan pertemuan warga dengan para pihak yang terkait dengan pembangunan jalan tol Cikapa ini di forum resmi DPRD. “Kita akan segera agendakan, mudah-mudahan dalam minggu ini pertemuan itu sudah bisa terlaksana. Sehingga, apa yang dikeluhkan warga bisa segera direspons para pihak yang terkait dengan pembangunan jalan tol,” ujarnya. (azs) FOTO: AZIS MUHTAROM/RADAR MAJALENGKA PROTES. Tokoh masyarakat Desa Jatisura mendatangi gedung DPRD Majalengka kemarin (18/9). Kedangantan merereka ini, untuk mengeluhkan infrastruktur irigasi jalan tol yang mengancam kelangsungan area pertanian di desa mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: