Waspada! Varian Baru AY.4.2 Mengancam
JAKARTA- Kasus konfirmasi Covid-19 di Indonesia kembali menunjukkan tren peningkatan. Terutama dalam kurun dua pekan terakhir. Terutama di 105 kabupaten/kota. Salah satu yang jadi fokus pemerintah adalah varian baru yang ditemukan di Inggris. Yaitu AY.4.2.
“Kita sudah amati dalam empat pekan terakhir ada 105 kabupaten/kota yang tersebar di 34 provinsi yang kasusnya mulai menunjukkan peningkatan dua pekan terakhir,” ujar Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Senin (25/10).
Dia menyebut dari sisi angka, memang tidak mengkhawatirkan. Sejak Juli 2021 angka konfirmasi positif Covid-19 di seluruh daerah di Indonesia cenderung menurun. Namun belakangan ini meningkat, meski masih berada di batas aman ketentuan World Health Organization (WHO).
Namun, lanjutnya, pemerintah mencoba mengantisipasi lebih dini. Tujuannya agar semua pihak waspada. “Jangan sampai euforia berlebihan membuat kita lengah,” imbuh Budi.
Berdasarkan laporan harian kasus Covid-19 di Indonesia pada Senin (25/10), kasus terkonfirmasi meningkat 460 orang dengan total 4,2 juta kasus lebih. Lalu, ada juga tambahan angka kematian sebanyak 30 orang dari total 143 ribu lebih jiwa. “Kita melihat beberapa negara di Eropa memang kasusnya meningkat,\" terang Menkes Budi.
Karena itu, Kemenkes terus berupaya mengintensifkan langkah antisipasi gelombang lanjutan melalui perpaduan strategi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Termasuk pelacakan kasus hingga pengawasan terhadap varian baru.
“Kami sudah lihat di Inggris ada satu varian yang berpotensi mengkhawatirkan. Yaitu AY.4.2. Varian ini belum masuk Indonesia. Ini yang harus kita cegah dan terus monitor perkembangannya seperti apa,\" pungkas Budi.
Sementara itu, Indonesia terus berupaya mendatangkan vaksin Covid-19 dari sejumlah negara. sejak Januari hingga September 2021, pemerintah telah mengeluarkan duit Rp21,1 Triliun untuk 107,3 juta dosis. “Untuk vaksin sudah diberikan melalui pengadaan 91,1 juta dosis pertama dan 51,1 juta dosis kedua,” kata Menkeu Sri Mulyani di Jakarta, Senin (25/10).
Sementara biaya perawatan pasien Covid-19 per bulan September 2021 capai Rp33,6 triliun untuk 511,7 ribu pasien. Artinya, belanja barang kementerian/lembaga sampai akhir triwulan III-2021 didominasi oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Nilai yang sudah dibelanjakan Rp78,8 triliun. Angka ini jauh lebih besar dari periode yang sama tahun lalu. Yaitu Rp18,5 triliun. Di sisi lain, Bendahara Negara menyampaikan belanja barang kementerian/lembaga lainnya yang langsung dirasakan masyarakat adalah bantuan untuk 12,7 juta usaha mikro senilai Rp15,2 triliun.
“Ada pula, bantuan operasi sekolah (BOS) senilai Rp8,3 triliun untuk 7,7 juta para siswa yang ada di bawah Kementerian Agama,\" paparnya. Kemudian, belanja barang kementerian/lembaga lainnya adalah dari volume penyaluran subsidi selisih harga biodiesel sebanyak 69,4 juta kilometer yang bernilai Rp35,7 triliun.
Secara keseluruhan, lanjut Sri Mulyani, realisasi belanja barang kementerian/lembaga tumbuh 42,4 persen (yoy) pada September 2021. Ini melonjak tinggi dibandingkan pertumbuhan di Septemebr 2020 yakni 9,1 persen. (rh/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: