Tolak Pesangon Pernikahan, Berencana Pindah ke AS

Tolak Pesangon Pernikahan, Berencana Pindah ke AS

JEPANG - Mimpi Putri Mako bersatu dengan kekasih hatinya, Kei Komuro, dalam biduk pernikahan menjadi kenyataan kemarin (26/10). Namun, pernikahan putri kekaisaran dengan rakyat biasa itu disambut penentangan dari puluhan warga Jepang dengan menggelar aksi di Tokyo.

Sejak awal bertunangan, hubungan Mako dan Komuro memang penuh skandal dan pemberitaan miring. Komuro tidak disukai karena selain rakyat jelata, dia dibesarkan oleh ibu tunggal. Ayahnya bunuh diri.

Ibunya juga terlibat skandal gagal membayar utang ke mantan tunangannya. Baru-baru ini, ketika tiba di Jepang dari Amerika Serikat (AS), dia juga disorot karena mengikat rambutnya. Itu dinilai kurang sopan untuk seseorang yang akan menikahi anggota keluarga kerajaan.

’’Saya mencintai Mako. Hidup hanya sekali dan kami ingin menghabiskannya dengan orang yang dicintai. Saya merasa sedih karena Mako mengalami kondisi buruk secara mental dan fisik karena tudingan yang tidak benar,’’ ujar Komuro dalam sesi konferensi pers seperti dikutip Agence France-Presse.

Dia dan Mako berbicara bergantian selama 10 menit. Badan Rumah Tangga Kekaisaran mengungkapkan bahwa Mako mengalami gangguan stres pascatrauma yang kompleks karena pemberitaan media. Karena itulah kemarin tidak ada sesi tanya jawab dengan media untuk mengurangi tekanan pada Mako.

Di Jepang, perempuan tidak bisa naik takhta. Mereka juga kehilangan status sebagai keluarga kekaisaran jika menikah dengan orang biasa. Hal itu tidak berlaku bagi laki-laki. Perempuan yang menikah dengan rakyat biasa mendapatkan uang sebesar JPY 153 juta atau setara Rp18,9 miliar. Uang itu diharapkan bisa membuatnya hidup layak setelah tak lagi menjadi anggota keluarga kerajaan.

Namun, Mako memiliki pemikiran lain. Keponakan Kaisar Naruhito tersebut memilih menolak uang tersebut. Mako dan Komuro juga hanya mendaftarkan pernikahannya tanpa menggelar berbagai ritual tradisional pernikahan keluarga kerajaan.

Dia menjadi keluarga kekaisaran Jepang pertama yang menolak uang pesangon dan perayaan pernikahan. Pasangan ini pun berencana pindah ke AS, tempat Komuro bekerja di salah satu firma hukum.

Mako yang menikahi rakyat biasa dan berencana pindah ke AS disamakan dengan Pangeran Harry dan Meghan Markle. Mereka dijuluki Harry dan Meghan-nya Jepang. Belum diketahui apakah Mako bakal bekerja ketika tinggal di AS nanti.

Yang pasti, Mako belajar seni dan warisan budaya di International Christian University, Tokyo. Dia juga belajar tentang museum dan galeri seni di University of Leicester, Inggris.

’’Bagi saya, Kei (Komuro, red) tidak tergantikan. Pernikahan ini adalah langkah penting untuk melindungi hati kami,’’ ujar Mako.

Dia mengaku merasa takut, sedih, serta sakit ketika ada rumor tentang mereka dan meluas menjadi cerita tak berdasar. Isu tidak sedap memang datang silih berganti sejak Mako dan Komuro mengumumkan rencana pertunangan pada 2017 lalu. Gara-gara tekanan dari media dan publik, pernikahan pasangan yang sama-sama berusia 30 tahun itu sempat ditunda.

Dalam siaran televisi, tampak Mako mengucapkan selamat tinggal kepada keluarganya kemarin pagi. Dia membungkuk kepada ibunya dan ayahnya, Putra Mahkota Akishino, serta memeluk sang adik.

Meski diberitakan negatif dan ada demo yang menentang pernikahan mereka, banyak pula yang mendukung pasangan tersebut. Berdasar survei yang digelar harian Yomiuri Shimbun, lebih dari separo responden menganggap pernikahan tersebut adalah hal yang baik. Mako berhak bahagia. ’’Yang paling penting adalah dia (Mako, Red) bahagia,’’ ujar penduduk Tokyo Machiko Yoshimoto. (sha/c17/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: