Barack Obama Santai, SBY Tegang
JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Barack Obama tampak menikmati kunjungan perdananya ke Indonesia. Sejak menjejakkan kaki di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, bersama Ibu Negara AS Michelle, Obama tak henti menebar senyum ramah. Begitu keluar dari Air Force 1, pesawat kepresidenan AS, Obama menyalami dan mengajak ngobrol satu per satu, mulai dari Menlu Marty Natalegawa hingga Gubernur DKI Fauzi Bowo. Sampai di Istana, Obama juga terus menampakkan wajah gembiranya di setiap sesi. Mulai dari upacara kenegaraan, pertemuan bilateral, hingga sesi jumpa pers. “Terima kasih, Selamat sore,” sapa Obama mengawali sesi jumpa pers untuknya. Obama mengatakan, dirinya selalu bersahabat dengan Indonesia. “Kunjungan ini menandai saya ke masa kecil saya. Tapi saya banyak tidak ingat, karena waktu saya ke Jakarta adalah Sarinah (Mal paling megah kala Obama kecil, red), itu sekarang bangunan yang paling pendek. Hari ini sebagai presiden saya berfokus bukan pada masa lalu tapi masa depan,” kata Obama. Obama juga menjawab pertanyaan tentang kesan tentang masa kecilnya, yang ditanyakan oleh seorang wartawan asal AS. “Saya rasa itu luar biasa untuk kembali (ke Indonesia). Kalau kita kunjungi suatu tempat yang sudah kita lewati dalam masa anak-anak dan sebagai presiden, membuat ‘disorientasi’ karena lanskapnya berubah sekali,” kata Obama. Obama mengenang, pada tahun 1967, di Jakarta masih ada becak. “Sekarang saya sebagai presiden saya tidak melihat kerena semua jalan ditutup, tapi saya merasa dekat dengan rakyat di sini,” kata presiden ke-44 AS itu. Ia berharap dengan kenangan yang cukup banyak, bisa memberikan sumbangan banyak bagi Indonesia. Ke depan, Obama ingin kunjungan yang lebih lama dengan membawa serta kedua putrinya. Ia juga ingin mengunjungi Jogjakarta dan menyaksikan candi-candi kuno. “Tempat-tempat yang saya punya kenangan manis di masa kecil,” katanya. Saat Obama menjawab pertanyaan tentang masa kecilnya, Presiden SBY terlihat tegang. Ia memberi isyarat kepada Menlu Marty agar mendekat. Setelah beberapa saat berbisik-bisik dengan Marty, Obama selesai menjawab pertanyaan. Namun, SBY tak kunjung menjawab pertanyaan yang diajukan wartawan asal AS. SBY meminta pertanyan diulangi. Ternyata, SBY kebingungan dengan pertanyaan dalam bahasa Inggris yang cukup cepat diajukan wartawan asal AS yang meminta tanggapan tentang sikap Obama terhadap Indonesia. SBY mengatakan, Obama bisa melihat kompleksitas permasalahan Indonesia dan negara berkembang lain dengan cukup jernih. “Dengan demikian kerjasama yang dibangun antara Indonesia AS, itu lebih tepat karena beliau lebih siap menghadapi ini,” tutur SBY. Dari empat pertanyaan yang diajukan wartawan, Obama mendominasi jawaban. SBY hanya menjawab 2 pertanyaan yang juga ditanyakan kepada Obama. Mengakhiri konferensi pers, Obama mengucap, “Wassalamualaikum..” Nomor 1 di Indonesia Amerika Serikat berambisi menggantikan posisi Tiongkok dan Jepang sebagai negara dengan investasi paling besar di Indonesia. Presiden AS Barack Obama berharap negaranya bisa melipatgandakan kerjasama investasi dan perdagangan. “Kami nomor 3 sekarang. Dan kami tidak suka nomor 3. Kami akan menjadi nomor 1,” kata Obama dalam jumpa pers bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Merdeka, Jakarta, kemarin. Saat ini, Tiongkok makin dominan dalam berinvestasi di Indonesia. Di sisi neraca perdagangan, impor dari Tiongkok juga terus meningkat. AS juga belum bisa mengalahkan dominasi Jepang di Indonesia. Selain kerjasama ekonomi antarkedua negara, AS dan Indonesia juga akan bekerjasama secara multilateral di forum G-20. “Sekarang kelihatannya banyak pekerjaan yang dilakukan, dan saya akan bertemu dengan Presiden SBY di Seoul untuk membicarakan salah satu kunci perangsang pertumbuhan ekonomi,” kata Obama. Obama juga menyoroti ketidakseimbangan global akibat ada negara yang terlalu besar surplusnya, dan di sisi lain ada negara yang mengalami defisit cukup besar. “Salah satu sebab kemelut ini menjadi dahsyat adalah karena ketidakseimbangan dalam surplus dalam defisit,” kata Obama. Meski tak menyebut negara yang dimaksud, negara dengan surplus perdagangan terbesar adalah Tiongkok. Mengenai dominasi Tiongkok sendiri, Obama mengaku senang dengan upaya negeri tersebut untuk berkembang. “Mereka bisa memperluas penjualan produk yang merupakan kepentingan bagi mereka. Kami ini ingin China bisa berkembang,” kata Obama. Meski demikian, Obama berharap pertumbuhan pesat Tiongkok bisa bermanfaat bagi negara-negara lain, termasuk Indonesia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, kerjasama investasi dan perdagangan harus ditingkatkan mengingat daya tarik kedua negara. Menurut SBY, Indonesia memiliki daya tarik ekonomi yang terus bertumbuh. “Kami berharap agar sekali lagi investasi dan perdagangan dapat ditingkatkan secara signifikan di masa depan, mengingat magnitude dari ekonomi AS dan juga pertumbuhan ekonomi di Indonesia sendiri,” kata SBY. Dalam pertemuan bilateral kemarin juga dibahas kerjasama di bidang energi, pendidikan, serta politik luar negeri seperti demokrasi di Myanmar serta masalah kemerdekaan Palestina. “Posisi Indonesia sangat jelas, perlunya penyelesaian Palestina Israel secara permanen,” kata SBY. Kepada Obama, Indonesia menyatakan keinginan terbentuknya dua negara, yakni Palestina dan Israel yang didukung oleh masyarakat dunia. Obama juga menyatakan keinginannya agar Palestina dan Israel bisa segera mewujudkan perdamaian. (sof)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: