Kroni Texmaco
Waktu kecil ia melihat tentara Jepang datang ke Medan. Ia tinggal di gang kecil di dekat rumah sakit umum. Hanya 200 atau 300 meter dari rumahnya itulah Jepang bermarkas. Ia bisa melihat langsung kekejaman Jepang.
Termasuk melihat sendiri 10 pejuang Indonesia digorok leher mereka. Lalu digantung di depan umum. Itulah cara Jepang untuk menimbulkan ketakutan rakyat.
Ia juga menjadi \'saksi proklamasi. \"Tanggal 16 Agustus 1945 saya masih menyanyikan lagu nasional Jepang. Tanggal 18 Agustus saya sudah menyanyikan Indonesia Raya,\" katanya.
Ketika kelas 2 SMP, Sinivasan merantau ke Jakarta. Putus sekolah. Ia dagang tekstil di Pasar Tanah Abang.
Ia kenal Menteri Berdikari TD Pardede. Yakni pengusaha tekstil terkemuka di Medan. Pardede sampai punya klub sepak bola terkenal kala itu: Pardedetex.
Pardedelah yang minta Sinivasan agar jangan hanya berdagang. \"Bikinlah industri tekstil. Di Jawa Tengah. Kita harus Berdikari di bidang sandang,\" ujar Pardede, menteri kebanggaan Bung Karno itu - -seperti ditirukan Sinivasan.
Mulailah Sinivasan ke Semarang. Bikin pabrik tenun sederhana. Membuat kain dengan mesin yang digerakkan tangan.
Dari situlah berkembang menjadi industri tekstil. Lalu berkembang lagi ke industri mesin tekstil. Texmaco memproduksi mesin-mesin tenun.
Dari mesin tenun Texmaco berkembang ke mesin-mesin lainnya. Termasuk traktor. Molding. Truk, dan mesin apa saja.
Ketika Pak Harto mulai mendengungkan cintailah produksi dalam negeri, Texmaco diperintahkan membuat mesin truk. Lahirlah truk merek Perkasa. Pemerintah memesan Perkasa 1000 truk. Termasuk untuk tentara.
Sinivasan menolak kalau itu dikatakan sebagai KKN. Texmaco sudah mengirim truk sebanyak 150 buah. Pembayarannya tidak lancar. \"Saya hentikan pengiriman berikutnya,\" katanya.
Sinivasan merasa ada kesengajaan agar Indonesia tidak pernah punya industri dasar yang kuat. Agar ekonomi Indonesia tetap tidak maju.
Maka ia mengharapkan agar pemegang ekonomi Indonesia —pengusaha etnis Tionghoa— masuk ke bidang industri. Jangan hanya berdagang. Agar ekonomi Indonesia maju.
Sinivasan mengaku baru pulang dari Turki. Di sana ia melihat kemajuan industri dasar yang luar biasa. Ia pun berharap Indonesia bisa maju seperti Turki: industri dasarnya ditangani oleh usaha kecil dan menengah.
Video itu sendiri panjangnya hampir 1 jam. Rekaman dilakukan di kantor Texmaco di Jakarta. Yang menonton sudah 60.000 orang. Dalam lima hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: