OJK: Pertumbuhan Kredit Per Oktober Capai 3,24 Persen

OJK: Pertumbuhan Kredit Per Oktober Capai 3,24 Persen

OTORITAS Jasa Keuangan (OJK) melaporkan,  sektor perbankan memiliki tingkat permodalan dan likuiditas yang memadai dengan tingkat risiko yang masih terjaga baik di tengah kondisi pandemi Covid-19. Hingga Oktober 2021, penyaluran kredit tumbuh sebesar 3,24 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

“Jumlah ini tumbuh 0,08 persen secara month-on-month (mom), dan 3,21 persen secara year-to-date (ytd),” kata Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso dalam Webinar “Bisnis Indonesia Business Challenges – Arah Bisnis 2022: Momentum Kebangkitan Ekonomi,” Rabu (15/12/2021).

Wimboh mengatakan,  peningkatan aktivitas ekonomi domestik pada kuartal IV 2021 diharapkan mendukung kinerja sektor riil dan fungsi intermediasi perbankan yang semakin menguat.

OJK juga mencatat angka sementara per Desember 2021, pemberian kredit mengalami pertumbuhan sebesar 3,98 persen ytd. “Artinya, ini sudah bisa diduga bahwa year-to-date akan lebih tinggi lagi sampai dengan Desember dan kami perkirakan bisa sekitar 4,5 persen,” tambah Wimboh.

Dari segmen debitor, Wimboh menjelaskan bahwa kredit kepada debitor UMKM mulai tumbuh positif, yaitu 3,04 persen yoy atau 3,35 persen ytd. Selain itu, kredit korporasi juga mengalami pertumbuhan yang positif sebesar 1,87 persen yoy dan 2,40 persen ytd.

“Pertumbuhan kredit ini didukung oleh penyaluran kredit bank persero yang jumlahnya 6,84 persen yoy dan 5,31 persen year-to-date, serta BPD yang jumlahnya sebesar 5,99 persen yoy dan 4,04 persen ytd,” tutur Wimboh.

Wimboh menambahkan bahwa kondisi likuiditas perbankan masih sangat memadai yang ditopang oleh pertumbuhan dana pihak ketiga DPK, yakni sebesar 9,44 persen yoy. Di mana, per 1 Desember 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 9,98 persen ytd. Di sisi lain, pertumbuhan kredit hanya mencapai 3,24 persen yoy.

“Perkembangan sisi aktiva dan pasiva perbankan ini menunjukkan indikasi bahwa pemulihan konsumsi masyarakat seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat. Di samping itu juga didukung adanya DPK yang meningkat cukup besar,” pungkas Wimboh. (fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: