Menyesatkan, Informasi Kim Jong Un Larang Warga Korea Utara Tertawa

Menyesatkan, Informasi Kim Jong Un Larang Warga Korea Utara Tertawa

SEKJEN Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea Utara, Teguh Santosa, membantah Informasi di sejumlah media massa di tanah air yang menyebutkan pemimpin Republik Rakyat Demokratik Korea (RRDK) atau Korea Utara, Kim Jong Un, melarang rakyat di negara itu berpesta pora dan tertawa selama masa berkabung mengenang Kim Jong Il adalah tidak benar dan menyesatkan.

Kim Jong Il adalah pemimpin Korea Utara terdahulu dan ayah dari Kim Jong Un. Kim Jong Il meninggal dunia pada 17 Desember 2011 karena serangan jantung.

“Informasi-informasi seperti ini sudah terlalu sering disebarluaskan oleh pihak-pihak yang salah memahami Korea Utara, atau memang sengaja ingin menyebarkan informasi yang salah mengenai negara itu,” ujar Teguh Santosa, di laman Facebook miliknya.

Menurut dia, pihak Kedubes Korea Utara di Jakarta juga prihatin karena tidak sedikit media massa di Indonesia menerima dan menyiarkan ulang informasi itu tanpa melakukan konfirmasi.

Sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia, Teguh kerap berkunjung ke Korea Utara. Di era pandemi yang memaksa Korea Utara menutup diri, dia juga masih menjaga komunikasi dengan pihak-pihak di Korea Utara melalui e-mail.

Selain dengan pihak-pihak di Korea Utara, dalam kapasitas sebagai Direktur Biro Informasi Publik Komite Kawasan Asia-Pasifik untuk Reunifikasi Damai Korea (APRCPRK) Teguh juga aktif menjalin komunikasi dengan berbagai individu dan organisasi yang memiliki kepedulian untuk menciptakan perdamaian di Semenanjung Korea.

“Sama sekali tidak ada indikasi mengenai larangan seperti yang disebutkan di dalam informasi yang menyebar di berbagai media massa itu,” sambungnya.

Informasi itu awalnya diberitakan Radio Free Asia (RFA) yang mengaku mendapatkan keterangan dari warga Korut di Kota Sinuiju yang berada di seberang Sungai Yalu dari Kota Dandong Repubilk Rakyat China (RRC). Dari RFA, informasi itu disebarluaskan banyak outlet pemberitaan untuk sensasi semata.

“Saya kira semua ingat, sudah terlalu sering publik menerima informasi-informasi bombastis dan dramatis tentang Korea Utara yang belakangan terbukti hanya halusinasi dan hayalan semata,” masih ujarnya.

“Sayangnya, informasi-informasi penyesatan seperti itu selalu diminati oleh sekelompok orang yang memang menyukai hayalan, atau setidaknya berpikiran sempit, tentang Korea Utara,” demikian Teguh Santosa.(rmol)

BACA JUGA:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: