Sayangkan Sepinya Penonton
PENONTON Timnas Indonesia U-19 dalam laga perdana Selasa (8/10) lalu melawan Laos jauh dari ekspektasi. Karena itu, menghadapi Filipina malam nanti, panpel berharap ribuan penonton akan datang dan memberikan dukungan. Momentum keberhasilan Timnas U-19 menjuarai Piala AFF U-19 September lalu, ternyata tak menggugah animo penonton ibu kota. Alih-alih membeludak, dukungan yang diberikan ternyata minim sehingga sempat memengaruhi mental Evan Dimas dkk. \"Lebih enak di Sidoarjo penontonnya rame. Disini (SUGBK) sepi,” kata seorang pemain menirukan ucapan rekan-rekannya. Tentu saja ini pukulan telak bagi panpel karena sebelumnya, mereka yakin kondisi di Jakarta akan lebih ramai dibanding Sidoarjo. Selain euforia juara, permainan Timnas U-19 dianggap lebih baik dan enak ditonton. Pasalnya, dari 60.300 lembar tiket yang telah dikeluarkan oleh panpel, penjualan ternyata tak lebih dari lima ribuan suporter. Sejauh ini, Edhi Prasetyo, bidang marketing dan tiketing menjelaskan bahwa jumlah pasti tiket yang sudah terbeli via online memang 13 ribuan. Namun, itu bukan jumlah di satu pertandingan, melainkan akumulasi dari tiga pertandingan timnas. \"Lawan Laos paling sedikit, Filipina lebih banyak, paling banyak Korsel. Proyeksinya memang tidak dapat, tapi sudah lumayan,” tuturnya. Karena itu, usai laga perdana, Edhi langsung melakukan koordinasi untuk memaksimalkan marketing. Selain meminta promosi dari stasiun televisi, mereka juga akan mengkomunikasikan dengan kelompok suporter yang ada di Jakarta, The Jakmania, pendukung Persija Jakarta. \"Kami melakukan komunikasi dengan suporter disini agar nanti lebih maksimal. Cuma, kami yakin di pertandingan selanjutnya akan lebih ramai,” tegasnya. Mengenai kemungkinan menurunkan harga tiket, Edhi menyebut tak mungkin karena akan memengaruhi banyak hal. Selain itu, tiket sudah dicetak dan semuanya telah disiapkan. \"Harga? Kita murah jika dibanding lawan Tiongkok. Tidak mungkin kami turunkan, bisa mengubah semua perizinan. Harga tetap sampai akhir. Kalau pun di Jatim, harganya juga naik, karena ini levelnya AFC,” tuturnya. Sementara itu, Sekjen PSSI Joko Driyono saat ditanya terkait keputusan PSSI, merasa tak ada masalah. Bagi dia, penonton sepi tak memengaruhi kondisi timnas karena tetap bisa menang. \"Sepi karena yang nonton tidak banyak. Tapi menang,” ujarnya via pesan singkat. Sementara itu, sepinya suporter juga membuat Pelatih Timnas Indra Sjafri mendapat banyak keluhan saat ngobrol dengan anak didiknya. Dengan stadion yang lebih besar dan ada di jantung Indonesia, sejak awal para pemain mengeluhkan jumlah penonton sepi. Berbeda dengan di Sidoarjo. Karena itu, dia berharap pada pertandingan selanjutnya, suporter bisa meningkat karena dukungan penonton juga memengaruhi pemain. \"Kami harap dukungan dari masyarakat di Jakarta karena di Sidoarjo, antusiasme sangat tinggi. Kalau kita lolos, kita bisa mencatatkan sejarah kembali,” tandasnya. Bagi Indra, dari hasil ngobrolnya dengan Evan dkk, dia menilai motivasi pemain ke-12 dari tribun sangat penting. Itu bisa menjadi pemantik semangat skuad Garuda Jaya. Sementara itu, saat suporter The Jakmania dikonfirmasi, sekretaris Richard Ahmad menjelaskan bahwa sampai kemarin belum ada koordinasi. Dia berharap, paling lambat sampai hari ini ada koordinasi resmi kepada Jakmania sehingga pihaknya bisa membantu menyebarkan tiket ke anggotanya. Bagi dia, salah satu kekurangan dari panpel adalah belum maksimalnya promosi karena sebagian anggotanya sempat bertanya kepada Richard dimana bisa mendapatkan tiket. Tapi, karena minimnya informasi, dia hanya bisa mengarahkan untuk datang langsung ke Senayan. \"Kalau mau koordinasi dengan resmi, kami yakin akan lebih banyak. Soalnya suporter kalau tidak jelas, tidak pasti dapat tiket, tidak akan berangkat,\" terangnya. Lantas, jika koordinasi sudah dilakukan dengan baik apakah bisa ribuan suporter Jakmania memenuhi SUGBK? Richard menjamin, jika jelas, minimal 30 ribu suporter akan memerahkan SUGBK. (aam)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: