Peneliti Omicron
Saya termasuk senang mendengar prinsip drh Indro ini: apa pun variannya tetap saja Covid-19. Artinya, tingkat kematiannya hanya 2 sampai 3 persen. Waspada dan hati-hati perlu. Tidak harus terteror oleh ketakutan.
Bahwa sampai hari ini paparan Omicron di Indonesia tetap rendah faktornya memang banyak. Vaksinasi sudah meluas. Herd immunity sudah tercapai. Masyarakat kian hati-hati. Dan paparan sinar UV di kawasan Indonesia sangat tinggi. Antara 8 sampai 10 –bahkan mencapai level 12 di Papua.
\"Saya setuju salah satunya berkat sinar UV itu,\" ujar Prof Nidom, ahli virus dari Unair. Tapi Nidom juga menganjurkan untuk tetap waspada. \"Jangan-jangan ini seperti gejala tsunami. Surut jauh dulu. Lalu terjadi tsunami,\" katanya.
Nidom juga menyebut rendahnya tingkat PCR. Jadinya angka kasus baru terlihat rendah.
Melihat ledakan Omicron di negara-negara dingin memang mengerikan. Kita pun tidak bisa percaya penuh soal UV. Pada dasarnya kita masih tetap menebak-nebak kenapa begitu rendahnya angka Omicron di Indonesia.
Rakyat sungguh berharap pada para peneliti. Khususnya yang relevan dengan negara tropis seperti kita. Sementara ini kita hanya bisa berpegang \'\'Omicron itu hanya Covid juga\'\'. (Dahlan Iskan)
Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: