Sagging Baru
Tugas pertamanya: sebagai polisi di stasiun kereta bawah tanah.
Pernah pula mengawal Mike Tyson ketika petinju dunia itu keluar penjara akibat memerkosa wanita.
Ketika jadi polisi itulah Adams bertanya kepada seorang konsultan politik: bagaimana cara jadi politisi. Ia ingin jadi Wali Kota New York.
\"Tekuni dulu pekerjaan polisi. Sampai punya pangkat tertentu. Jaga nama baik di kepolisian,\" ujar sang konsultan.
\"Setelah itu, mulailah aktif di partai. Rebutlah kursi DPRD dulu. Dari bawah. Jagalah reputasi. Lalu naik, naik, kelak jadi wali kota,\" tambahnya.
Adams masuk Demokrat. Kecewa. Lalu pindah ke Republik. Tidak cocok. Balik ke Demokrat lagi. Ia pun jadi caleg DPRD. Gagal. Maju lagi. Gagal lagi.
Akhirnya terpilih. Terpilih lagi. Sampai empat kali. Lalu ikut pemilihan Presiden Borough —semacam \'wali kota Jakarta Timur\'-nya New York. Adams berhenti dari DPRD untuk menjabat presiden distrik.
Selama menjadi \'wali kota administratif\' itu, Adams meraih popularitas lewat kampanye aneh ini: anti-sagging.
Sagging adalah memakai celana yang begitu melorotnya sampai lebih separo celana dalam kelihatan. Pelakunya disebut sagger.
Mode ini populer di kalangan anak muda kulit hitam. Tapi menular juga ke kulit putih dan Jepang. Banyak tokoh penyanyi rap menjadi sagger di atas panggung.
Panitia sky, pernah mencoret peserta dari Jepang karena sagging-nya berlebihan: semua pakaiannya dilorot. Termasuk dasinya.
Sejarah sagging bermula dari penjara. Narapidana dilarang pakai ikat pinggang. Kadang pembagian celananya kurang pas: ada yang kebesaran —melorot. Kok justru terlihat seksi. Maka jadi kebiasaan —pun setelah keluar dari penjara.
Di Indonesia memberantas beginian gampang. Bilang saja pada mereka: anti NKRI!
Di Amerika sudah banyak institusi yang melarang sagging. Misalnya sekolah. Tapi setiap kali akan diformalkan sebagai UU selalu gagal.
\"Sagging terlalu sepele untuk dijadikan isu politik negara,\" ujar yang menentang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: