Amerika Serikat Percepat Naikkan Suku Bunga Persulit Ruang Gerak Rupiah Hari Ini

Amerika Serikat Percepat Naikkan Suku Bunga Persulit Ruang Gerak Rupiah Hari Ini

PERDAGANGAN nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih akan mendapatkan tekanan dari kondisi moneter AS. Mengutip kurs tengah Bank Indonesia (BI) saat ini posisi rupiah ada di level Rp 14.323 per dolar AS.

“Nilai tukar rupiah kemungkinan masih akan mendapatkan tekanan terhadap dolar AS dari kenaikan yield obligasi pemerintah AS hari ini,” kata analis keuangan Ariston Tjendra kepada JawaPos.com, Selasa (18/1).

BACA JUGA:Pelepasliaran Macan Tutul di Gunung Ciremai, Ini Kandang yang akan Dipakai untuk Jodoh Slamet Ramadhan

Ariston menjelaskan, Yield obligasi pemerintah AS terus menanjak pada perdagangan kemarin karena ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS sebanyak tiga atau empat kali yang digaungkan oleh para pejabat Bank Sentral AS.

“Yield obligasi tenor 10 tahun sudah naik ke kisaran 1,82 persen, yang tertinggi sejak Januari 2020,” sebutnya.

Menurutnya, kenaikan inflasi konsumen AS bulan Desember di 7 persen secara tahunan atau year on year memaksa Bank Sentral AS untuk mempercepat kebijakan pengetatan moneternya. “Pengetatan moneter akan mendorong penguatan dolar AS karena bank sentral menarik likuiditas dollar di pasar,” imbuhnya.

BACA JUGA:Puncak Kasus Omicron Diprediksi Februari hingga Maret, Pemkot Cirebon Fokus Lakukan Ini

Sementara dari dalam negeri, lanjut Ariston, surplus neraca perdagangan bulan Desember tidak sesuai ekspektasi pasar. Surplus hanya sekitar USD 1 miliar, di bawah ekspektasi yang sebesar USD 3 miliar.

“Penyebabnya karena pertumbuhan ekspor di bawah pertumbuhan impor. Bila tren berlanjut, neraca perdagangan bisa defisit dan ini tidak menguntungkan rupiah,” ungkapnya.

Disisi lain, Ariston menambahkan, perkembangan pandemi Covid-19 juga masih diwaspadai pelaku pasar. Walaupun Omicron hanya menimbulkan gejala ringan tapi penyebaran yang meluas menimbulkan pembatasan aktivitas ekonomi di beberapa negara besar. Hal ini bisa mendorong pelaku pasar mencari aman di aset dolar AS.

“Potensi pelemahan ke kisaran 14.350-14.380 dengan potensi support di kisaran 14.300,” pungkasnya.(jp)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: