Hilmi Aminuddin Mangkir dalam Sidang LHI

Hilmi Aminuddin Mangkir dalam Sidang LHI

JAKARTA - Ketua Majelis Syura PKS Hilmi Aminuddin tidak hadir dalam sidang kasus suap pengaturan kuota daging impor dengan terdakwa Luthfi Hasan Ishaaq (LH), kemarin. Mangkirnya kader PKS dalam sidang perkara yang sama ini bukan kali ini saja. Sebelumnya Ridwan Hakim, Anis Matta dan Jazuli Juwaini juga pernah tidak hadir dalam panggilan pertama. Hilmi sebenarnya kemarin hendak didengar keterangannya terkait tindak pidana yang dilakukan mantan presiden PKS tersebut. Mangkirnya Hilmi dalam perkara suap pengaturan kuota daging sapi ini juga terjadi dalam penyidikan di KPK. Pekan lalu, penyidik KPK sebenarnya sempat menjadwalkan pemanggilan Hilmi. Dia akan dimintai keterangan untuk tersangka Dirut PT Indoguna Utama, Maria Elizabeth Liman. Namun ketika itu, Hilmi tidak memenuhi panggilan penyidik. Kehadiran Hilmi di sidang kemarin sebenarnya sangat menarik. Apalagi jika dikaitkan dengan sosok Bunda Putri yang disebut dekat dengan Presiden SBY. Sebab LHI mengaku dikenalkan Bunda Putri oleh Hilmi. Perkenalan itu terjadi saat perempuan yang disebut janda itu berada di rumah Hilmi. \"Saya pertama kali bertemu Bunda Putri di rumah Ustad Hilmi,\" ujar LHI kemarin. Setelah perkenalan itu, LHI mengaku pernah 3-4 kali bertemu kembali dengan Bunda Putri. Pertemuan itu diantaranya dilakukan di rumah Bunda Putri di Pondok Indah. Selain itu, dalam kaitannya dengan perkara LHI, Hilmi juga disebut dalam dakwaan menerima pemberian berupa bangunan dan tanah. Dalam dakwaan disebutkan, pada periode 29 Maret 2007-28 Desember 2008, LHI diduga membelanjakan uang Rp1,5 miliar untuk rumah seluas 250 m2 di atas tanah 700 meter di Cianjur yang diatasnamakan Hilmi Aminuddin. Dalam persidangan kemarin, jaksa akhirnya hanya menghadirkan tiga orang saksi. Mereka antara lain Rudy Rusmadi, Tanu Margono, Abdullah Sani. Dari keterangan Tanu Margono diketahui ternyata selama ini sejumlah kader PKS memiliki kompleks perumahan khusus.Kompleks itu berdiri di atas tanah yang awalnya dimiliki Tanu Margono. Dia mengatakan LHI bertugas memilih klien yang akan membeli rumah di kompleks PKS, yang terletak di Batu Ampar, Kramat Jati, Jakarta Timur itu. \"Saya mendengar itu dari sekretaris Pak Luthfi, Ahmad Zaky,\" paparnya. Kader PKS yang akhirnya memiliki rumah di komplek mewah itu antara lain Budiyanto, Jazuli Juwaini, dan Ahmad Zaky sendiri. Mereka masing-masing memiliki satu blok. Sedangkan Luthfi memiliki dua blok. Untuk pembayarannya sendiri dilakukan melalui fasilitas KPRS di Bank Muamalat senilai Rp5 miliar. (gun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: