Semua Menjerit Air Bersih, Warga Majasem Juga Merana

Semua Menjerit Air Bersih, Warga Majasem Juga Merana

KESAMBI- Keluhan soal air bersih dari jaringan PDAM tak hanya datang dari warga kawasan pesisir. Penderitaan ini juga dirasakan warga perumahan Nuansa Majasem, Kota Cirebon. Air bersih di Nuansa Majasem hanya dirasakan pada jam-jam tertentu. \"Biasanya air mengalir di malam hari. Jam 6 pagi air tidak mengalir lagi, jam 8 baru ngalir lagi. Sementara di siang hingga sore hari air kadang-kadang tidak mengalir sama sekali. Nyala lagi baru jam 8 malam,\" ungkap Ketua RW 15 Nuansa Majasem Dedi Fakhrudin saat dijumpai Radar, Kamis (17/10). Dedi mengatakan, kondisi itu sudah lama dialami oleh warganya. Warga pun harus menyiasatinya dengan mengatur penggunaan air. Salah satunya menampung air di tempat penampungan sebagai antisipasi persedian stok air jika tidak mengalir. Di wilayah RW 15, terdapat setidaknya 10 RT. Dan tiap RT memiliki masalah yang hampir sama. Bahkan kondisi di RT paling ujung, kata Dedi, aliran air PDAM semakin kecil. \"Di rumah saya saja, yang berada di bagian depan, ini air kalau sore hari gak bisa naik ke bak mandi. Jadi harus tampung air lewat kran di depan rumah. Apalagi kalau  wilayah RT berada di pojok, bagaimana nasibnya, mungkin lebih kecil alirannya,\" katanya. Kondisi ini membuat warga juga dihadapkan pada masalah lain. Selain air PDAM tidak lancar dan tidak mengalir selama 24 jam, aliran air PDAM tersebut tidak deras dan debit air sangat kecil. Disebutkan, warga sudah jenuh karena sering protes dan mendemo pelayanan PDAM. Sekarang warga hanya bisa menyiasatinya dengan memperbanyak penampungan air. Seiring dengan naiknya tarif tagihan PDAM, Dedi berharap pelayanan aliran PDAM bisa lebih optimal. \"Kita berharap dengan mahalnya tarif tagihan PDAM, agar PDAM bisa mengoptimalkan pelayanan. Air bisa mengalir lancar, sehingga warga tidak kerepotan,\" tukasnya. Sementara warga RT 01 RW 15 Majasem yang enggan namanya disebutkan, menuturkan kondisi pelayanan aliran air PDAM belum bisa dikatakan memenuhi harapan warga. \"Malam hari air ngalir, siang harinya tidak mengalir. Aliran dan debit air juga kecil,\" ungkapnya. Ia pun mengaku, harus bagun di malam hari untuk menyediakan stok air bersih. \"Ya kita terpaksa harus bangun dulu untuk menampung air. Jadi nanti pas air tidak mengalir kita tidak keteteran,\" ungkapnya kepada Radar. DP ANGKAT TAK BISA BERBUAT BANYAK Sementara Dewan Pengawas (DP) PDAM Kota Cirebon tak bisa berbuat banyak terkait keluhan masyarakat akan buruknya pelayanan PDAM. Pasalnya, ranah perbaikan teknis merupakan kewenangan direksi. Ketua DP PDAM Sugianto SH MH mengatakan, masukan-masukan atau keluhan pelanggan yang ada di media akan dibawa ke dalam rapat evaluasi. \"Karena bicara teknis, bukan ranah kami, dan kami tidak bisa mengomentari itu. Paling masukan-masukan atau keluhan yang muncul di media seperti sekarang ini akan jadi masukan bagi kami sebagai bahan evaluasi,\" ujarnya, kemarin. Lebih lanjut dikatakan Sugianto, keluhan yang ada pun akan segera disampaikan ke direksi untuk ditindaklanjuti. Yang jelas, kata dia, saat ini PDAM sedang melakukan program perbaikan pelayanan melalui SPAM atau sistem pengembangan air minum. \"Yang jelas selama ini juga direksi tidak diam, program SPAM saat ini sedang berjalan,\" lanjutnya. Dia juga tidak membantah bila warga pasti menginginkan percepatan perbaikan. Terlebih, tarif air minum sudah mengalami kenaikan. Namun, Sugianto pun mengatakan, untuk adanya perbaikan pelayanan ini membutuhkan waktu dan bertahap. Tidak hanya bisa diselesaikan dalam kurun waktu beberapa hari saja. \"Perbaikan pelayanan ini kan juga tidak bisa serta merta langsung begitu saja. Jaringan harus diperbaiki, program SPAM berjalan. Ingat, ini perbaikan jaringan se-Kota Cirebon, bukan hanya satu atau dua daerah saja,\" tukasnya. Sementara Anggota Komisi B DPRD Kota Cirebon, Salmon mengatakan, permasalahan PDAM memang jadi salah satu potret buruk di daerah pesisir. Permasalahan ini pun sudah cukup lama terjadi dan belum ada gejala perbaikan pelayanan dari PDAM. Selain jaringan yang harus diperbaiki, mental para pekerja PDAM pun harus diperbaiki dan lebih profesional. \"Memang permasalahan air di daerah pesisir ini sudah cukup lama, dan ini harus menjadi perhatian serius bagi PDAM karena air adalah kebutuhan dasar,\" lanjutnya. Profesional di sini, lanjut dia, adalah bisa bekerja dengan baik dan menekan angka kebocoran yang ada. Karena, tidak menutup kemungkinan, angka kebocoran PDAM yang saat ini masih cukup tinggi berdampak pada pelayanan yang ada. \"Masih banyak kebocoran dan jelas hal ini merugikan masyarakat,\" tukasnya. (jml/kmg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: